Hari itu adalah hari yang cerah. Di depan gerbang sekolah tampak seorang siswi menuruni mobil mewah nya. Kedatangan nya membuat semua orang di sana berteriak kehebohan.
"Ada murid baru woyyy, orang kayaa" teriak seorang siswi di sana.
Seorang siswi memantau dari kejauhan.Ya, dia adalah Karina Awshela. Anak murid cupu yang biasa di bully di sekolah itu.Kemudian dia pun berjalan mendekati kerumunan orang di sana.
"Ngapain lo cupu, ganggu kita aja tau nggak? Lo tuh ga pantes di sini. Lo tuh cuma anak cupu di sini, mendingan lo pergi aja!"
"A-anu, k-kan gue ga ganggu kalian semua. Kok kalian jahat banget ke gue sih" ujar Karina sambil memainkan jari nya.
"Oo, jadi lo sekarang udah berani ngelawan kita semua? Udah berani? Udah berani nggak? Jawab dong."
Siswi itu mendorong Karina sampai terjatuh.
"Aduh, sakit. Bisa ga bully gue sekali aja. Lo cari aja bahan bully an yang lain, jangan gue" kata Karin sambil memijat kaki nya yang sakit.
"Kaki lo sakit? Sini gue tambahin" siswi itu menginjak kaki Karin hingga membuat nya kesakitan.
Sedangkan teman-teman nya? Tidak ada yang mau membantu Karin, mereka hanya menertawakan perilaku siswi itu ke Karin. Sudah biasa.
Bughh....
"Arghh, siapa yang berani dorong gue? Sakit woyy. Lo kira ga sakit didorong kyk gini apa? aduh siswi itu.
"Gue? Kenapa? Lo ga suka. Inget di dalam pikiran lo, nama gue Hanna Lysilla. Anak baru di sini. Jangan pernah lo ganggu lagi anak ini. Mulai hari ini dia sahabat gue, dan siapa yang berani sakitin dia harus berhadapan dengan gue. Inget itu!" tegas si anak baru itu.
"I-iya Hanna, kita gak bakal ganggu Karin lagi kok. Tenang a-aja" ujar mereka semua.
Hanna membantu Karin berdiri. "Makasih Hanna."
"Sekarang minta maaf ke Karin" suruh Hanna sambil melipat tangan nya.
Mereka semua berbisik-bisik satu sama lain nya. Enggan minta maaf ke Karin, si anak cupu itu.
"Gue bilang cepat! Ga pakai lama. Atau kalian semua akan kena ke BP. Kalau kalian gak mau juga gapapa sih. Gue bisa buat nilai kalian terancam tahun ini!" kata Hanna dengan santai nya.
"Eh, jangan Han. Jangan, ortu kami susah-susah cari uang sekolah buat kami. Masa nilai kami hancur cuma gara-gara ini? Oke kami mau minta maaf Han."
"Yaudah cepat! Pastikan ini yang terakhir kali nya. Kalo sampai kalian bully Karin atau bully anak orang lagi, gue pastiin kalian bakal kena skors. Paham?" ujar Hanna, menyeringai.
"I-iya Han. K-kita paham kok" jawab orang-orang yang berada di situ.
Siswi yang mendorong Karin itu pun berdiri.
"Gue minta maaf ya Rin. Gue tau gue salah, gue ga bakal bully lo lagi. Gue janji" ujar siswi itu, kemudian dia menjabat tangan Karin.
"Iya, gue juga minta maaf kalo gue juga punya kesalahan ke kalian" balas Karin.
"Rin, kita minta maaf karena kita selalu ngetawain lo pas di bully ya. Kita juga minta maaf karena kita gak pernah bantuin lo" teriak rombongan orang di sana, seakan menyadari kesalahan mereka.
"Iya gais, gue maafin kalian kok. Gue harap, setelah hari ini kita bisa bersahabat satu sama lain nya. Gue juga pengen banget kita rukun, sama-sama sekolah di sini dengan damai. Ga ada lagi pembullyan" ujar Karin.
"Iya Karin, semoga ya."
"Amin Karin. Semoga lo bisa jadi sahabat terbaik gue ya" ujar Hanna.
"Makasih Han. Tanpa lo, gue gatau lagi harus gimana. Semoga kita bisa bersahabat selama nya ya Han. Makasih banyak atas kebaikan lo, Han" ujar Karin kepada Hanna.
Kemudian Karin memeluk Hanna dengan hangat. Hanna terkejut. Sebelum nya dia belum pernah di peluk seperti ini oleh seseorang, kecuali keluarga nya.
Pelukan Karin hangat, membuat Hanna betah. Hanna pun membalas pelukan Karin. Hal ini di saksikan oleh semua orang yang ada di sekolah itu. Ini lah awal mula persahabatan Hanna dan Karin.
Setelah kejadian itu, semua siswa/i pergi ke kelas mereka masing-masing karena bel sudah berbunyi. Karin menemani Hanna ke ruang guru.
"Han, ini ruang guru ya. Coba lo cari guru nya. Eh, gue ke kelas gue dulu ya Han. Udah bel soal nya" pamit Karin kepada Hanna.
"Yaudah Kar, lo pergi aja ke kelas lo. Nanti kita ketemuan di kantin, pas istirahat makan siang. Gimana Kar? Lo mau gak? balas Hanna.
"Yaudah, gue mau Han. Gue pergi dulu ya. Bye Hanna" ujar Karin sambil melambai ke Hanna. Kemudian Karin berlari menuju kelas nya, takut guru nya datang duluan.
Hanna yang melihat hal itu pun langsung masuk ke ruang guru. Menunggu guru nya memberitahukan dimana kelas nya.
Sementara itu, Karin sudah sampai di kelas nya. Dia pun langsung masuk ke dalam kelas nya itu. Syukurlah, guru nya belum datang.
Tidak seperti biasa nya, hari ini kelas nya damai. Tidak ada yang mau membully Karin lagi, bahkan yang ada sikap mereka berubah kepada Karin. Mereka hangat dan ramah kepada Karin. "Mereka udah tobat ternyata."
"Rin, ngapain lo bengong di situ? Yuk duduk di kursi lo. Bentar lagi bu Sari datang loh, entar dia ngamuk-ngamuk lagi. Kita gak mau lo kena damprat bu Sari, Rin" ujar salah satu siswi di sana, yang mengejutkan ternyata siswi yang mengatakan hal itu adalah siswi yang sama, yang tadi membully Karin sampai jatuh.
"Eeh, iya. Makasih ya Ta" balas Karin sambil tersenyum bahagia, tak pernah dia merasa sebahagia ini sebelum nya. Karin pun duduk di kursi nya.
Tepat setelah itu, bu Sari masuk.
"Selamat pagi anak anak."
"Selamat pagi bu Sari, pagi yang cerah semangat baru. Kelas bersih, nyaman belajar nya" sahut mereka semua bersamaan, karena itu adalah motto kelas mereka setiap pagi nya.
"Iya anak-anak, sebelum memulai pelajaran mari kita berdoa terlebih dahulu."
Suasana berubah menjadi hening, semua orang disana tengah berdoa sebelum memulai pelajaran.
"Ya, doa selesai" ucap bu Sari, setelah nya.
"Hari ini, kalian kedatangan teman baru anak-anak. Jadi teman baru kalian ini adalah pindahan dari sekolah elit di kota Surabaya."
Bu Sari pun melanjutkan perkataan nya. "Mari nak, langsung masuk aja ke dalam. Perkenalkan diri kamu ke teman-teman kamu ini ya."
Siswi itu pun melangkahkan kaki nya ke dalam kelas. Semua orang melongo di buat nya. Ya, karena dia adalah Hanna.
"Hai teman-teman. Perkenalkan nama saya Hanna Lysilla. Saya adalah pindahan dari sekolah Langitra, Surabaya. Mungkin kalian pernah dengar nama sekolah itu. Semoga kedepan nya hubungan kita baik-baik aja, dan persahabatan tumbuh di antara kita" jelas Hanna.
Seorang siswa mengangkat tangan nya, hendak bertanya.
"Bu, permisi. Saya mau nanya."
"Silahkan nak."
"Btw, kenapa lo pindah ke sini Han? Kan banyak sekolah yang lebih elit di sini? Kenapa lo ga sekolah di sekolah yang lebih elit aja Han, kan lo kaya" tanya siswa itu.
"Menurut gue, pendidikan karakter adalah yang terpenting. Dan kebetulan, sekolah ini adalah sekolah yang paling bagus pendidikan karakter nya menurut bokap gue. Dan gue agak speechless sih, karena tadi ada sedikit hal yang kurang enak. Tapi ya lupain aja lah. Dan gue pindah ke kota ini karena bokap gue pindah tempat kerja."
"Hanna, apa hal yang kurang enak nak? Apa ada yang berbuat kurang baik ke kamu? Ayo cerita aja nak Hanna" ujar bu Sari.
Siswa/i di kelas itu pun keringat dingin. Sangat takut jika kelakuan mereka tadi terbongkar. Takut nilai mereka semua hancur.
"Aduh, gaswat nih kita satu kelas kalo Hanna buka suara. Tuhan, tolong kami" kata siswa/i itu dalam hati.
"Iya bu, tadi tuh..."
"Ada kecoak" kata Karin, mencoba mengalihkan fokus mereka. Mungkin agar Hanna tidak membocorkan perilaku teman-teman nya itu. Karena jika semua itu terbongkar, nilai mereka semua akan hancur.
"Dimana nak? Dimana?" teriak bu Sari ketakutan. Bu Sari memang sangat takut kepada kecoak, apalagi jika kecoak itu terbang-terbang di udara.