"Lucas, sekarang papa mau kamu pergi ke arah barat. Di sana kamu akan menemui sebuah perkampungan, memang agak jauh tapi percayalah sayang kamu akan aman di sana. Katakan pada mereka jika kamu akan bertemu ibumu, namanya Emily. Menetaplah di sana dan jangan pernah mencari papa!" pinta salah seorang pria berpakaian compang camping yang setengah tubuhnya di penuhi darah.
"Tidak papa, kita harus sampai ke sana bersama-sama. Gimana lucas bisa jumpa papa lagi nanti kalau kita gak sama-sama?" tanya seorang anak kecil yang kira-kira berusia sekitar 10 tahun.
"Suatu hari nanti papa yang akan mencari kalian berdua jika waktunya telah tiba." lelaki itu segera memeluk erat tubuh kedua anaknya.
"Berjanjilah pada papa, jika kau selalu menjaga Eden dan kalian berdua tetap hidup sampai papa mencarimu." lelaki itu memeluk tubuh mungil putrinya.
"I love you anak-anakku, pergilah sekarang!!" bisik lelaki itu sembari memandangi wajah putra kecilnya, segeralah lucas melepas genggaman papanya.
"I hate you, Mr Brave!" teriak lucas dari kejauhan diiringi tawa kecil darinya, ia memang anak yang lucu masih bisa bercanda di saat genting.
****
Matahari telah kembali ke tempat persinggahannya, langit tampak gelap dan terdengar suara hauman dari serigala. Namun lucas tetap melanjutkan perjalanan dan menggenggam tangan mungil Eden dengan erat karena ia yakin sedikit lagi ia bakal sampai ke tempat ibunya. Di sepanjang jalan, ia hanya melihat hutan yang gelap dan pohon-pohon besar, jujur saja sebenarnya Lucas sangat takut tapi ia tak ingin menunjukkannya dan tetap berjalan karena dia tahu jika dia berhenti dan tak selamat sampai ke sana ia gak bakal bisa bertemu ibu dan papanya serta membahayakan nyawa adik kecilnya yang saat ini berusia empat tahun. Ada satu hal yang lucas tak berani tanyakan pada papanya dan selalu terlintas dipikirannya yaitu mengapa papanya tak ingin pergi bersama dengan mereka?
Namun Lucas merasa belum saatnya jika dia menanyakan itu, dia berharap suatu hari nanti ia menemukan jawabannya.
****
Jam di tangan lucas telah menunjukkan pukul 23.00 wib, namun dia tetap berjalan tanpa berhenti bahkan dia menggendong Eden di punggungnya sesekali apabila Eden lelah. Lucas terus telusuri hutan yang gelap nan menakutkan ini tanpa menghiraukan suara yang menekik telinganya hingga dari kejauhan dia melihat sebuah cahaya, ya kira-kira tidak sampai 1 km lagi darinya. Jujur saja, dia sangat yakin jika itu adalah perkampungan yang papanya maksud. Dengan semangat ia langkah kan kakinya berharap dia bisa bertemu mamanya.