RIFAYYA

Humairoh
Chapter #9

Terima Kasih Dan Maaf

Aku menatap wajah mereka satu per satu, Ica dan Si Kembar mereka terlihat sedang berpikir keras. Aku baru saja menceritakan insidenku dengan Si Bucin di koridor.

Kami sedang berkumpul di markas kedua kami, ruangan Mbak Ara. Masih dengan posisi yang sama, Ica dan Zaffir yang duduk di depanku dan Zaffar duduk di sampingku. Sudah menjadi jadwal kami, sehabis pulang sekolah berkumpul di rumah Si Kembar. Selama ini orang tua kami tidak ada yang curiga, mereka biasa-biasa saja. Bunda dan Ayah tidak masalah aku pulang setiap jam empat, yang penting aku bersama dengan Ica dan Si Kembar begitu juga dengan orang tua Ica.

"Jadi yang tadi diceritakan orang-orang di sekolah tadi itu kamu sama Si Alan?" Ica berkali-kali memastikan.

"Iya Ca."

Ica menatapku. "Pantesan kamu kayak orang nggak jelas tadi di kantin."

Aku mendengus mendengar ucapan Ica.

"Dan Alan tahu semua tentang kita?" Sekarang Zaffir yang memastikan.

Aku menganggukkan kepala.

"Wah, sekarang aku yakin IQ Alan ada di atas rata-rata."

"Atau jangan-jangan dia juga mata-mata-in kita?!" Ica berseru histeris.

"Tepatnya Alan hanya mata-mata-in Aya aja." Zaffir bersuara. "Dan kita bertiga tanpa sadar masuk ke dalam masalah mereka berdua."

"Cuman itu yang kamu minta?" Kini Zaffar yang bersuara.

Aku menganggukkan kepala lagi. Aku meminta pada mereka bertiga, untuk membantuku.

"Kalian bertiga harus terus bersama denganku, gimana caranya itu terserah kalian."

Aku menatap mereka bertiga penuh harap, cuman mereka bertiga yang bisa membantuku.

"Okey, caranya nanti aku dan Zaffir yang cari tahu."

Zaffar akhirnya mengeluarkan kata-kata yang aku tunggu sejak tadi.

"Jadi kita tidak lagi mata-mata-in Si Alan?" Lagi-lagi Ica dengan pernyataannya.

"Kita tetap melakukan itu, mencari tahu tentang Alan Ca." Dan lagi-lagi Zaffir yang menjawab pertanyaan Ica.

"Mungkin kita bisa tahu tujuannya dengan menggali informasinya."

Aku menatap Zaffir yang sibuk menjelaskan pada Ica dan Zaffar yang sibuk menulis dengan buku di depannya, entah menulis apa.

"Terima kasih."

Aku mengucapkan kata itu untuk mereka. Ica dan Si Kembar menghentikan kegiatan mereka.

"Kalian sudah membantuku selama ini."

Lihat selengkapnya