RIFAYYA

Humairoh
Chapter #22

Tidak Akan Lari

Pagi di rumah Alan sangat menyenangkan.

Aku dan Alan pergi sekolah di antar papinya Alan. Semua mata memandang kami, saat aku dan Alan turun dari mobil.

Aku orang yang tidak di kenal berjalan dengan kapten basket dan semobil membuat mereka melongo dan terheran-heran.

"Bukannya itu cewek yang waktu itu marah-marah di lapangan basket."

"Oh, yang waktu Kak Alan sama Kak Zaffar kelahi itu."

"Iya. Apa mungkin mereka berkelahi hanya karena cewek ini?"

"Itu masuk akal. Emang siapa sih nih cewek?"

Seketika aku menolehkan kepala ke samping, telingaku terasa gatal mendengar dengungan nyamuk. Aku menatap para tukang gosip. Aku mendengus melihat dua siswi yang sama saat membicarakan tentang insidenku dengan Alan di koridor yang sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa dalangnya kecuali guru yang melabrak kami berdua.

Apa mereka tidak ada kerjaan lain, selain menggosip?

Aku menatap para penggosip seakan-akan mengatakan kalimat, 'Kalau mau selamat, tinggal diam.'

Seketika para penggosip berhamburan kembali ke sarangnya masing-masing.

"Kamu bisa galak juga ya?" Alan di sebelahku tertawa kecil.

"Kamu belum tahu aja aku orang tergalak kalau sudah marah."

Alan semakin tertawa mendengar ucapanku.

"Aya!"

Aku menolehkan kepala, melihat Ica yang sudah ada di antara aku dan Alan.

"Jangan dekat-dekat bukan mahram2."

Alan hanya menatapku dan mengatakan kata pamit kepadaku. Aku tersenyum menanggapinya.

Ica meraba dahiku dengan punggung tangannya, menatapku ala-ala dokter yang memeriksa pasiennya. "Nggak panas."

Lihat selengkapnya