RIFITOPIA

G. Cha
Chapter #6

THE UNNAMED

Firisha meminta Rion berdiri. Meski dalam keadaan yang serba bingung, mereka harus tetap tenang, berusaha mencari jalan keluar. Cermin Beruni itu benar-benar tak dapat ditembus lagi.

Lalu dari belakang agak ke samping cermin muncullah seorang wanita. Dia menghampiri dengan tampang panik, menarik kasar Firisha dan Rion ke bagian belakang cermin. Rion dan Firisha tak sempat memberontak.

"Kalian bukan berasal dari sini kan?" tanyanya.

"Anda... mengerti bahasa kami?" Firisha kaget, karena mereka tidak seperti warga Indonesia.

"Siapa pun yang datang ke sini melalui cermin itu, akan dapat berkomunikasi dengan kami." tunjuk si wanita.

"Ini di mana?" tanya Rion.

"Kalian berada di Unnamed."

"Unnamed?"

"Tempat tak bernama, milik Keluarga Soverent." jawab wanita berbaju hitam itu.

"Hah?"

"Ikut aku! Di sini tidak aman." ajak wanita berkulit gelap itu.

Wanita berambut ikal yang barusan datang itu mengenakan pakaian kelabu dan hitam, kulitnya gelap, dan tubuh tinggi yang agak kurus. Dalam perjalanan si wanita memperkenalkan diri bernama Nafu. Di tangan kirinya ia menggapit keranjang berisi sesuatu yang terlihat seperti rempah kering.

Nafu mengatakan setiap orang yang hidup di tempat tak bernama ini hanya boleh memiliki nama empat huruf. Kecuali jika mereka keluarga Soverent, mereka bisa memiliki nama-nama indah. Nafu mengajak Rion dan Firisha menjauh dari Cermin Beruni, tidak ada gunanya tetap berdiri di depannya. Cermin itu adalah gerbang satu arah, yang artinya kau tidak bisa kembali dari tempatmu datang.

Laki-laki seram sekurus Nafu tampak berdiri di dekat pohon mati,

"Dari mana saja kau? Tak tahukah aku sangat khawatir?“ tanyanya.

" Maaf, aku bertemu mereka di depan cermin..."

Laki-laki yang memperkenalkan diri bernama Moda itu mengamati Firisha dan Rion, lalu menawari mereka ke Pemukiman Tenda, sebelum mereka ditangkap Pasukan Armorent dari penguasa wilayah ini. Rion dan Firisha mengikuti Nafu dan Moga karena mereka terlihat bersungguh-sungguh. Selain itu juga mereka bingung harus bagaimana, beberapa saat yang lalu mereka masih berada di salah satu gedung institut, dan sekarang sudah berada di tempat yang sangat panas ini.

*****

Tak jauh dari Cermin Beruni, terlihat Pemukiman Tenda yang sangat besar, kumuh dan berbau. Firisha refleks menutup hidung begitu hampir sampai, Moda yang menyadari hanya berkata,

"Tenang saja. Nanti kau akan terbiasa."

Firisha meminta maaf karena tingkah refleksnya, yang cukup membuat Nafu dan Moda terkejut. Rion yang melihat sekilas perubahan ekspresi dua orang berkulit gelap itu. Mereka lanjut masuk ke Pemukiman Tenda.

Beberapa bagian tendanya juga sudah compang-camping. Moda mempersilakan mereka masuk lebih dulu, banyak orang yang mengawasi. Orang berbagai jenis, berkulit putih, hitam, kuning, coklat, langsat, merah. Semua ada di tenda ini. Jadi tenda kain yang tebal bersekat-sekat ini adalah rumah bagi orang yang berada di Unnamed. Tapi keadaan mereka sungguh memprihatinkan.

Lihat selengkapnya