Niswa benar-benar lelah saat sampai di Surabaya, rumah kediamannya. Baru pertama kali ini dia keliling dari Jawa Timur sampai Jakarta selama seminggu penuh. Benar-benar perjalanan yang melelahkan tapi juga mengesankan karena Niswa bisa bertemu dengan kakak-kakaknya yang memang jarang dia temui kecuali ada acara tertentu. Tidak terasa seminggu telah berlalu, sudah saatnya Niswa harus kembali ke pondok.
"Nanti malam Abah antar ke pondok nis," terang Abah.
" Iya bah,"
ucap Niswa lesu karena sebenarnya dia masih betah di rumah. Tapi izin pulangnya sudah mencapai batas ketentuan pondok.
Akhirnya malam itu Abah Umar mengantarkan Niswa kembali ke pondok.
"Kenapa?" Tanya Abah penuh perhatian.
"Tidak apa-apa bah, cuma masih kangen di rumah." Jujur Niswa.
"Besok kalau sudah liburan kamu boleh pulang, yang giat ya nak." Pesan Abah Umar.
"Iya bah,"
Setelah bersalaman Niswa beranjak kembali ke pondok. Pondok Mambaul Hikam, pondok yang sejak umur 10 tahun menjadi tempat Niswa menimba ilmu agama.
"Lagi-lagi di pondok," gumam Niswa dalam hati.
Entah mengapa baru kali ini Niswa merasa jenuh dengan suasana pondok pesantrennya. Saat Niswa datang teman-teman Niswa sedang asyik mengobrol.
"Nis! Lagi sakit ya? Tumben gak semangat gitu?" Sapa Khoir sahabat dekat Niswa.
Memang dalam pondok semua akrab dengan Niswa, tidak ada yang merasa canggung dengannya walaupun semua tahu bahwa Niswa adalah putri Abah Umar pengasuh pondok Toriqussalam yang sangat terkenal di Surabaya.
"Enggak kok, mungkin masih capek aja. Kemarin kan aku baru saja silaturrahim ke rumah kakak-kakakku yang rumahnya lumayan jauh." Terang Niswa.
"Waaahhhh...! Asyik dong, pantesan kamu pulangnya lama. Aku kira kemana? Gak biasanya kan kamu pulang lebih dari tiga hari?" Ujar Khoir.
"Ya karena gak biasa, aku jadi kangen rumah pengen pulang lagi." Tutur Niswa.
Tiba-tiba teman-teman Niswa yang lain baru datang dari mushola. Seperti biasa mereka mengobrol membicarakan pacar mereka masing-masing. Saling mengunggulkan dan menonjolkan kesempurnaan pasangan mereka.
"Malam Niswa! Baru balik ya?" Tanya Nisa' yang juga teman dekat Niswa.
"He'eh!" Jawab Niswa singkat.
"Lo..., kenapa? Kok kelihatannya gak mud gitu?" Tanya Nisa' penasaran.
"Niswa lagi lelah mbak, jadi jangan diajak bicara dulu." Sahut Khoir.
"Padahal aku pengen cerita banyak ni Nis!" Jujur Nisa'.
"Ya udah cerita aja, aku dengerin dari sini mbak." Jawab Niswa.
"Beneran nie?"