Puncak Bendera!
'Bukan gunung yang kita taklukkan melainkan diri sendiri' -Sir Edmund Hillary-
"Alhamdullilah!"
"Ya Allah!"
"Subhanallah!"
"Buset!"
"WOW!"
Puji syukur dan puji-pujian sontak berhamburan ketika satu persatu anak Mapala Wanabumi bermunculan dari jalan setapak berkelok di gigir tebing.
Jam sudah menunjukkan pukul enam lebih ketika sepuluh anggota Wanabumi lengkap berkumpul, meski meleset sejam dari estimasi perjalanan awal tak urung mereka bisa lega, akhirnya sampai juga di Puncak Bendera.
Puncak pertama gunung Raung yang ditandai dengan tiang dan bendera yang sudah lusuh dimakan usia.
Sambil berpelukan haru anak-anak Wanabumi mengucap syukur dan toast bersama.
Rinai sendiri berdecak kagum menyaksikan hamparan kaldera luas yang terbentang di hadapannya. Kaldera terluas di pulau Jawa dan kini sudah digapainya setelah berkali-kali gagal mendaki Raung.
"Eitss, jangan senang dulu, setelah puncak ini perjuangan yang sesungguhnya baru dimulai!"
Pakde Narnu yang menjadi leader guide pendakian mulai mengecek peralatan climbing yang sebagian sudah terpasang di tubuh.
Sontak anak-anak menjawab "Ayeee... Capteeen" ala soundtrack Spongebob.
Helm, body harness, carabiner semua ready di tubuh kami, sedangkan sisa alat, karmentel dan webbing dipegang oleh Pakde Narnu, Bang Oyik dan dua orang tim dari guide pendakian yang menemani.
Sebelum mulai menuju puncak sejati, terlebih dulu melewati puncak 17 dengan jalur yang sangat ekstrem. Pakde Narnu mengumpulkan anak-anak Wanabumi untuk briefing.
Di dalam pendakian manapun, seorang leader akan terlebih dulu memberi briefing sebelum memulai perjalanan.
Inti dari briefing sendiri lebih mengingatkan untuk tetap menjaga kekompakan, saling membantu dan mengikuti arahan leader.
Apapun keputusan yang dibuat seorang leader dalam pendakian harus dipatuhi. Meski terkadang keputusan leader bertentangan dengan keinginan dari team.
Selesai briefing dan berdoa bersama, perjalanan dimulai dengan turun melipir satu persatu ke bibir jurang menyusuri jalur yang sedikit lebih landai.
Tim dibagi tiga kelompok, masing-masing guide menjaga anak-anak Wanabumi yang beberapa baru pertama kali mendaki. Rinai sendiri bersama Garda dan Bang Oyik kebagian dibelakang menjadi sweeper.