Aku SAYLA AMANDA seringnya dipanggil ila, aku akan menceritakan bagaimana besarnya penyesalanku karna kesalahan aku dalam memilih takdir hidupku. memang benar takdir buruk atau baik itu semua kehendak Allah swt, memang itu milik Allah Swt tapi sebagai manusia biasa kita bisa punya pilihan karna itu hati-hatilah dalam memilih. karna takdir yang akan kita terima selalu berasal dari pilihan kita sendiri, dan saat kita sadar akan salahnya jalan yang kita pilih akan membuat kita berasa dalam bungkusan penyesalan. sengaja aku ceritakan ini agar tidak ada yang memilih jalan yang pernah aku pilih, karna jalan ini yang membuatku hancur dan merindukan waktu terulang ,sayangnya…!, gak akan pernah terulang. Aku dan ayahku tak pernah berhubungan baik..,ayahku sosoknya tegas dan keras, slalu mendidik kami dengan tegas…walaupun aku tau ayah slalu memikirkan kami, slalu sayang sama kami apapun yang dia lakukan semuanya pasti demi kebaikan kami, tapi…,aku slalu merasa kerasnya ayah karna ayah tak pernah memikirkan kami, dia hanya ingin kami menuruti semua keinginannya karna dia slalu memerintah tanpa melihat kami suka atau tidak. dan hal yang paling membuatku kecewa ayah gak pernah peduli dengan usahaku untuk membuatnya bangga, dia tidak pernah bergeming dengan prestasi-prestasi yang mati-matian aku raih demi pujian dan kebanggaannya. dia tidak pernah memuji atau bilang dia bangga padaku.mungkin karna aku tak pernah melihat sikap ramah dan manis ayahku, itu yang membuat aku berfikir bahwa dia tidak pernah menyayangi aku, aku tak percaya bahwa ayah adalah cinta pertama anak perempuan. karna bukan itu yang aku rasakan slama ini. kekecewaanku dan kekesalanku berkumpul, menumpuk menjadi satu.. membuat aku menjadi seorang anak yang tak pernah memikirkan ayah, membangkang pada ayah.sampai aku menemukan seseorang yang aku rasa jauh lebih baik dari pada ayahku, ADRIAN dia anak rantau yang datang dari kota jauh, sangat jauh….aku tinggal disumatra utara dan dia berasal dari jawa kota garut. dia slalu menghibur disetiap aku bermasalah dengan ayah.. dia slalu ada disetiap aku butuhin, sikapnya manis, lembut dan pengertian padaku. segala sikap baik yang aku harapkan dari ayahku slalu ada padanya. aku sangat percaya padanya.. dan menurutku dia juga percaya padaku. kami pacaran diam-diam dibelakang ayah tampa ayah ketahui, karna ayah bisa murka jika tau ada hubungan diantara kami. sering diam-diam adrian menghibur dengan surat manis dengan emogi senyum yang manis untukku, setiap kali dia ada aku slalu lupa dengan tekanan dan masalah yang aku alami. seiring waktu aku merasa adrian lebih penting dari pada sekedar prestasi yang aku raih karna itu juga percuma sebagus apapun itu ayah gak akan pernah peduli karna yang penting bagi ayah hanya aku harus menuruti semua perintahnya. makan katanya, aku makan..!, sekolah katanya, aku sekolah..!, tidur katanya, aku tidur...!, apa saja yang diperintahkan aku harus menurut tanpa protes jika protes ayah akan sangat marah. dan akhirnya membuat aku belajar diam-diam melakukan kenakalan dibelakang ayah…aku pamit sekolah dari rumah tapi ditengah jalan adrian sudah menunggu untuk menjemputku dan kami pergi bermain berdua…adrian seperti lampu dalam gelap bagiku, bersamanya aku paham rasanya tertawa riang, aku nyaman walaupun aku tau aku salah tapi aku tidak peduli, adrian ajak aku kelaut, main ke tempat-tempat yang indah, seru-seruan..membuat aku merasa ada warna tanpa memikirkan tekanan dirumah, takut ayah marah, khawatir ayah bentak. atau kalimat ayah yang slalu meremehkanku. “kamu itu perempuan… kalau gak bisa apa-apa.. gunanya apa!?, kalau kau kek gitu gimana bisa berharga dirumah mertuamu..!!”suara slalu tegas dan tatapannya slalu tajam saat bicara itu..berkali-kali kalimat itu ku dengar.. slalu saja membuatku kesal..! dan bunda sama saja slalu memintaku menurut dan jangan menjawab dengan perkataan ayah. enggak heran karna bunda slalu saja menurut pada ayah. bunda memang tak pernah berani membantah ayah karna bunda bilang mereka menikah itu dijodohkan oleh mendiang kakekku dulu. dulu ayah sangat menyukai seorang perempuan tapi ayah ditinggal menikah dan prustasi dan akhirnya dijodohkan dengan bunda dengan syarat tertentu, aku juga gak paham apa perjanjian yang membuat mereka bisa sampai menikah. yang pasti bunda slalu patuh pada ayah dan ayahku juga semakin keras karna hal itu, baik itu pada aku dan adikku juga sama. adikku laki-laki namanya AHMAD FATAN, dia juga di didik keras walaupun tak sekeras aku, kata ayah anak laki-lakinya yang akan slalu bersamanya sampai tua sedangkan aku anak perempuan yang akan menikah dan meninggalkan rumah, itu alasan ayah slalu menuntut aku harus ahli untuk segala hal, kalau gak bisa dia bilang aku hanya akan bisa mempermalukanya dimasa depan. aku slalu tunduk saja saat ayah sampaikan hal itu walaupun sebenarnya sakit sekali dihatiku.“berkacalah nak…kalau kau lupa siapa dirimu..”kalimat kedua yang tak kalah tajamnya terdengar ditelingaku…disetiap amarahnya slalu saja ayah tak lupa mengeluarkan kalimat-kalimat yang menyakitkan bagiku. kadang aku berdoa “ya Allah beritahu ayah, kalau aku butuh sekali kasih sayangnya, sikap ramahnya, elusan halus dikepalaku dengan tangan berkahnya.” karna mungkin tak ada yang lebih aku harapkan selain ayah menyayangiku .dan kadang aku juga berdoa “ya allah aku capek dengan duniaku ini aku ingin kau berikan aku dunia dan kehidupan yang hanya aku yang ada disana” aku tak perlu mendengar ayah memakiku atau mendengar bunda yang slalu meminta aku diam saat ayah perintah atau dengar mereka memuji anak laki-laki mereka yang mereka bilang harapan keluarga katanya.anak laki-lakinya harus sekolah tinggi dan berprestasi karna akan membanggakan keluarga, mereka harapkan itu darinya sementara selama ini aku slalu mendapatkan prestasi dan nilaiku slalu nomor satu tapi tak pernah penting bagi mereka, mereka tak bergeming untuk itu, malah katanya anak perempuan itu nantinya juga hanya akan ada didapur untuk apa sekolah tinggi untuk apa prestasi, nanti juga harus slalu siap untuk membawakan air pencuci kaki untuk suaminya saat pulang kerja.yang perlu dia pelajari hanya adab dan menurut.aku sering bilang kenapa aku harus diciptakan sebagai perempuan apa sudah habis stok-stok untuk menciptakanku laki-laki.. tapi itu hanya kata kemarahan saja. mana mungkin aku bisa merubah takdir yang digariskan Allah.Kadang aku berfikir ayah mungkin benar anak laki-laki lebih penting ketimbang anak perempuan, ayah juga benar anak laki-laki akan slalu menjadi tanggung jawab orang tuanya sementara anak perempuan ketika menikah dia akan seperti air yang dibuang keluar. "tapi ayah aku juga punya perasaan…melihat ayah slalu memuji fatan membuat aku sangat iri, dan melihat ayah dan bunda slalu saja mendukung fatan dalam segala hal aku juga ingin merasakan dukungan yang sama. ...ayah,bunda, apa hanya karna aku anak perempuan yang setelah menikah akan meninggalkan rumah... aku gak punya hak untuk semua dukungan itu, bukannya harusnya aku yang didukung aku akan pergi ayah, bunda aku akan hidup diluar..tanpa kalian dan juga perlindungan kalian. bukannya harusnya aku punya tempat pulang.. kenapa anak perempuan harus merasakan menumpang dirumah orangtuanya hanya karna dia akan menikah dan dibawa keluar dari rumah. apa yang akan dikenang anak perempuan suatu hari kalau dia pergi, jika rumahnya selama ini hanya memberinya rasa menginap saja. “seperti bunga yang tampuknya busuk”bukankah anak perempuan seharusnya slalu merindukan rumahnya"