RINDU RUMAH AYAH

zekrinaldi
Chapter #4

GARUT DAN KAMPUNGNYA #4

Setelah pagi kami pergi kerumah saudara Adrian..,dan berbincang soal niat tujuan kami yang akan pulang kekampung halaman Adrian.

“Kamu serius.. ?!benar mau ikut Adrian kekampungnya..?”tanya laki-laki paru baya itu yang merupakan pamannya adrian.dia menatapku dengan pandangan yang bingung,dia heran dengan keputusan kami.aku hanya mengangguk saja,malu dan bingung mau jawab apa lagi.

“Iya paman…,aku akan menikahi ila…paman Taukan orangtua ila sangat keras dan sangat menentang hubungan kami..kami gak punya pilihan lain.”jawab Adrian menyela

“Saya tau…tapi Adrian ila inikan masih sekolah..,tanggung sekolahnya kan..?!”jawab pamannya itu dengan tegas mengingatkan Adrian,dan Adrian hanya tertunduk diam.

“Ila…pikirkanlah benar-benar..!!sayang sekolahmu,kasian orang tuamu dan kau juga akan meninggalkan mereka sangat jauh…”katanya menatapku dengan nasehatnya.dengan sikap yang sama aku hanya bersikap dingin saja merespon nasehat itu.kemudian aku tatap balik paman itu..”aku sudah pikirkan paman,ini adalah jalan yang terbaik untuk aku,setelah kejadian tadi malam,aku ribut sama ayah dan bunda aku rasa aku gak punya pilihan lain selain ini “jawabku dengan suara yang pelan.

“Ribut itu biasa ila ..gak harus kabur jugakan..!!”ujarnya menegurku

“Pokoknya aku siap pergi dan terserah Adrian mau bawa aku kemana…aku percaya Adrian paman..”jawabku dengan suara yang penuh dengan keyakinan.seketika paman itu hanya diam saja mendengar jawabanku.dia merasa tak punya jawaban karna mungkin dia tau dengan apapun dia akan melarangku tidak akan bisa merubah keputusanku.

siangnya kami berangkat dengan mobil sewa yang dicarikan pamannya untuk kami.selama diperjalanan aku gak banyak bicara dan adrian juga tak ambil pusing dengan itu,aku hanya pandang keluar,dengan memandang pemandangan aku lamunkan semua yang sudah terjadi,dan sesekali air mataku tak bisa aku cegah untuk keluar,aku langsung cepat menghapusnya mencegah orang-orang akan berfikir yang lain soal kenapa aku menangis,karna aku gak akan punya tenaga untuk menjawab itu jika ada yang bertanya.

“Ila…!ila…ila bangun..!bangun ila kita udah sampai..”kata Adrian membangunkan ku,ternyata aku tertidur sepanjang jalan.aku buka mataku pelan,,samar-samar aku melihat Adrian dan mulai terdengar riuh pikuk dari keramaian terminal.aku mulai merasa lega dengan suasana ribut dan ramai itu,setidaknya aku bisa melupakan kesedihanku sejenak dengan ramainya suara,mungkin dengan mendengar suara yang penuh dengan keramaian itu aku gak akan bisa mendengar keramaian dikepala dan hatiku.

lalu kami perlahan keluar dari bus.aku lihat satu persatu orang-orang yang ada di depanku dengan kesibukan mereka masing-masing,dan berharap semoga aku bisa menemukan orang-orang baik.

Aku sangat berharap dengan kehidupanku selanjutnya,aku ingin kehidupan itu lebih baik dari pada kehidupan yang sudah susah payah aku tinggalkan itu.maaf ayah…maaf bunda..aku memang gak akan pernah bosan mengatakan kalimat maaf itu.bukannya aku egois hanya saja aku ingin hidupku lebih terlihat berarti sebab hanya sekali ini aku inginkan ada yang bisa aku simpan sebagai memori baik dihidupku tapi bukan berarti aku tak simpan dan hargai kalian sebagai orangtuaku,sudah pastilah kalian terletak dimemori terindahku,tempatnya khusus..walaupun tak ada yang indah ayah,bunda..bagiku jika tentang kalian adalah khusus.

Ayah…bunda….ini duniaku yang baru..pandanganku penuh harapan kedepan sana aku sudah khayalkan indahnya.

Ayah,bunda hari ini..hari terakhir aku akan mengingat tentang kalian,hari terakhir aku akan sebut nama kalian dihatiku,kecewaku yang selama ini aku simpan akan aku kubur pertanda aku siap dengan kehidupan baruku nanti.

Lihat selengkapnya