Rintik dan Rincik di Istanbul

Eka Retnosari
Chapter #3

HOŞ GELDiNiZ (SELAMAT DATANG)

ZEHRA Hakan, perempuan dengan berat badan enam puluh tiga kilogram itu telah lama menjadi hantu. Terhitung sejak hari Nedir Aras memutuskan untuk menikahinya. Menikah dengan seorang perempuan yang bukan berasal dari keluarga pengacara membuatnya harus menerima kenyataan bahwa ia menikah dengan hantu, sesuatu yang tak bisa dilihat oleh mata Mirac Aras. Di Istanbul, Mirac Aras adalah sumber referensi utama dalam menentukan baik atau buruknya seseorang. Jika Mirac Aras tidak bisa melihat seseorang, maka seseorang itu tidak bisa dilihat oleh semua penduduk Istanbul. Tidak bisa dilihat oleh seluruh anak-anak Mirac Aras, adik-adik Mirac Aras, cucu-cucu Mirac Aras, tetangga-tetangga Mirac Aras, kolega, orang-orang yang pernah dan masih menyimpan kartu nama Doktor Mirac Aras. Pun mereka yang menyimak ceramahnya ketika ia diundang dalam sebuah forum. Orang-orang beruntung yang namanya pernah tercantum dalam daftar tamu yang diundang pada salah satu pernikahan anggota keluarga Mirac Aras kecuali Nedir Aras dan sisa penduduk Istanbul. Mereka yang pernah berpapasan, mereka yang pernah mendengar namanya meskipun berupa lintasan atau bisikan.  

“Apakah kau tahu Mirac Aras?” seorang penduduk Istanbul yang memakai kemeja, dasi, dan setelan, bertanya kepada seorang penduduk Istanbul yang tidak pernah duduk di bangku kuliah. Iaa adalah Zehra Hakan, perempuan yang suara teriakannya tidak akan pernah bisa memecahkan jendela kaca paling tipis sekalipun. Saat itu, lima belas tahun yang lalu, Zehra Hakan tidak pernah mendengar satu kali pun dalam hidupnya, seseorang menyebut namanya. Ia tidak memiliki televisi dan pesawat radio.   

“Ia pernah ada dalam berita. Berjam-jam lamanya. Semua orang mendengarkan setiap kata, bahkan desah napasnya,” seorang penduduk Istanbul yang saat itu memakai pakaian paling lengkap dan paling bersih dari yang ia miliki adalah kakak tertua Zehra Hakan. Ia menerima kabar dari ibunya tentang rencana pernikahan mereka berdua. Berkali-kali ia memastikan dan menanyakan, kalau-kalau Zehra Hakan tidak sedang melamunkan impian atau menceritakan mimpi seusai menyimak penuturan seorang tetangga saat menonton opera sabun di televisi.   

“Aku mengatakan yang sebenarnya,” ucap Zehra Hakan sambil menundukkan kepala. Salah satu penduduk Istanbul yang hari itu memakai dasi, kemeja, dan jas paling rapi dari yang ia miliki sangat mengenal adiknya. Ia tidak pernah berbohong.   

“Memangnya siapa ia?” tanya Zehra Hakan. Saat itu, kakak tercintanya belum bisa mengatakan lebih lanjut tentang pengacara tersebut. Belasan tahun berlalu sejak hari ketika seorang penduduk Istanbul mengucapkan namanya untuk kali yang pertama. Banyak hal yang terjadi dalam diri Zehra Hakan yang tidak terjadi begitu saja. Zehra Hakan pada hari ini, memiliki berat badan tujuh puluh tiga dan bertambah lima kilo sejak melahirkan Ehsan. Pakaian-pakaian dengan ukuran XXXL memenuhi seisi lemari pakaian yang menempati ruangan kamarnya secara permanen. Pintu kamar yang biasanya bisa ia lewati dengan mudah, kini menuntutnya harus berjalan dengan menyampingkan posisi tubuh. Perubahan itu membuatnya harus mengganti sepatu yang dipakainya dan segala macam benda yang melekat dalam dirinya pada setiap hari yang ia lalui. Namun, meskipun berat di tubuhnya semakin bertambah, hal itu tidak lantas membuat Mirac Aras dapat melihat ke arahnya. 

Pernikahan itu tidak dihadiri olehnya dan siapa pun yang memiliki hubungan darah dengannya. Mirac Aras sangat berharap Nedir Aras dapat menikah dengan salah seorang anak dari rekan sesama pengacara yang dikenalnya. Ia adalah seorang pengacara muda berusia dua puluh lima yang baru saja lulus dari Universitas Negeri di Istanbul dengan nilai nyaris sempurna. Mirac Aras mengabaikan berbagai macam alasan yang membuat Nedir Aras memutuskan untuk menikahi Zehra Hakan. Parasnya yang cantik dan kebiasaannya tinggal di rumah.   

 “Ia tidak pernah pergi ke klub malam, Baba. Tidak sekali pun,” ucap Nedir Aras yang tidak didengarkan oleh Mirac Aras.   

“Minuman beralkohol tidak hanya bisa ditemukan di klub malam, Nak,” ucap Mirac Aras.  

Pada waktu-waktu terakhirnya, Mirac Aras menyampaikan hal yang tak hanya menjadi keinginannya, pun cita-cita yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan sebuah keluarga. Hal itu tentu sangat penting. Mengingat Nedir Aras adalah satu-satunya anaknya yang tidak memilih untuk menjadi seperti dirinya. Ia bukanlah seorang pengacara.  

“Kau adalah seorang pedagang,” ucap Mirac Aras.  

Lihat selengkapnya