Jika ia adalah seorang lelaki yang memiliki pekerjaan dengan penghasilan di atas lima ribu TL, ia tak perlu merasa khawatir tentang perempuan. Mereka akan menghampirinya, mengejarnya secara agresif, membuntutinya hingga mereka berhasil mendapatkan posisi penting, yaitu menjadi istrinya. Saat ia kehilangan pekerjaan dan tak memiliki sepeser pun uang, perempuan-perempuan Turki itu akan segera meninggalkannya. Memburu lelaki berikutnya yang memiliki penghasilan di atas lima ribu TL. Ia bersyukur meskipun lupa melakukan sujud paling dalam dan paling lama dalam hidup. Pernah satu kali dalam hidup, ia mengingat ada yang mengendalikannya di alam semesta. Ia bisa menyebut nama Tuhan, melafalkannya dalam bentuk panggilan dan jawaban atas azan yang masih bisa didengarnya dari masjid. Perempuan tidak menjadi salah satu hal penting yang harus dicarinya dalam hidup. Pekerjaan adalah hal pertama yang diburunya setelah menuntaskan pendidikan di bangku sekolah selama sembilan tahun. Lelaki itu memiliki postur tubuh yang bisa dicari oleh perempuan-perempuan Istanbul. Ataupun mereka yang tinggal di luar Istanbul. Perempuan Asia yang mendamba lelaki bertubuh tinggi, berbahu lebar, berambut panjang dengan tekstur kasar yang bisa ditiup oleh angin dengan begitu mudah dan serampangan. Lelaki yang akan siap untuk berkata apa pun tentang ketidakpedulian pada omongan orang-orang tentang dirinya atau tentang keluarga tak utuh yang dimilikinya.
Keluarga bukanlah mereka yang tinggal di sebuah kastil yang bisa dijadikan bahan pergunjingan oleh orang-orang terutama pemburu berita. Ia tinggal di salah satu apartemen sederhana. Apartemen yang dinding dan kabelnya tidak saling bersentuhan dan ia tak merasa perlu untuk menanyakan nama penghuni ruangan sebelah, pintu depan, atau perempuan berambut pirang serta berjilbab hitam yang berpapasan dengannya dalam lift. Pada suatu hari, dalam ketidaksengajaan, lelaki itu pernah menjadi seorang tukang pukul seorang bandar lotere. Piyango atau judi kecil-kecilan yang sebagian besar dijajakan di pasar ataupun pusat keramaian tempat segala barang yang tak laku dijual di benua lain selain Benua Eropa, dijual. Orang-orang yang memiliki utang kepada bandar karena tak mampu melunasi tagihan atas lotere yang tak laku terjual itu harus dipukulnya demi mendapatkan pujian dan uang sebagai penyambung hidup. Ia pernah menikah sebanyak dua kali.
Enam bulan dengan istri pertama, tiga tahun dengan istri kedua. Pada pernikahannya yang pertama, ia tak mendapatkan apa pun kecuali pengalaman bercinta untuk yang pertama kali serta pertengkaran tentang uang dan pekerjaan tetap yang belum juga dimiliki. Pada pernikahannya yang kedua, lelaki itu mendapatkan dua anak yang mau tak mau harus ia besarkan. Untuk membesarkan keduanya, ia harus memiliki pekerjaan tetap. Selama tiga bulan lamanya, ia mengikuti kursus mengemudi yang dicicilnya selama enam kali. Dari enam kali itu, ia harus sering berpuasa yang akhirnya menjadikannya sebagai seorang lelaki berperut tipis yang kemudian mendatangkan decak kagum istrinya. Istrinya ia larang untuk pergi ke luar rumah.
Untuk keperluan apa pun. Ia bertetangga dengan segala jenis penjahat kelas teri yang biasa menjahati orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Meski ia tak mengetahui nama, lelaki bertubuh tinggi itu mengetahui jam kerja mereka, hal yang dilakukan oleh mereka di luar sana, termasuk atasan yang memperkerjakan mereka dan siap memburu kalau-kalau terpikir bagi mereka untuk lari dan berhenti dari profesi yang telah mereka pilih. Lelaki itu melamar kerja sebagai seorang pengemudi taksi dan langsung diterima. Ia mencium pipi istrinya dan berjanji akan membawa pulang sekotak baklava seandainya ia mendapatkan pemasukan di atas seribu TL yang bisa membuatnya tak hanya kenyang. Istrinya yang lebih muda sembilan tahun dan memiliki rambut cokelat sepunggung, berkata tak apa seandainya ia tak pulang dengan membawa sekotak baklava. Ia gagal membawa pulang sekotak baklava dan membawa tujuh ratus lima puluh TL sebagai bekal untuk menyambung nyawa hingga bulan berikutnya.
Ia menjadi seorang pengemudi taksi yang tidak sabar, terburu-buru, dan tak ramah kepada penumpang. Penumpang yang menaiki taksi yang tak pernah dibersihkannya itu selalu dibawanya dengan mengejar waktu paling cepat. Ia seperti berlomba dengan pengemudi taksi yang melintas di kanan dan kiri. Ia ingin menjadi yang tercepat dan terbanyak mendapatkan penumpang. Pada bulan berikutnya, ia bisa mendapatkan seribu TL yang kemudian membuat mereka menjadi pasangan yang lebih hangat. Kamar tidur mereka menjadi lebih panas dan lambaian tangan istrinya terlihat seperti tiupan angin pada salah satu musim semi. Pekerjaan itu bertahan selama lima bulan. Seorang rekan sesama pengemudi taksi membawa pamflet berisi iklan lowongan pekerjaan di pabrik kain Nedir Aras yang tidak ia kenal.
Pada hari yang sama, tanpa memberi tahu istrinya, ia mengarahkan mobil taksi kuning ke arah alamat yang tertera di secarik kertas. Ia melamar kerja, mengisi satu halaman kertas berisi pertanyaan-pertanyaan tentang komitmen yang harus diisinya selama satu jam. Ia memiliki Surat Izin Mengemudi yang membuatnya berhasil mendapatkan pekerjaan. Ia memiliki gaji tetap sebanyak seribu lima ratus yang pada bulan berikutnya ditambahnya dengan sekotak baklava. Suasana ramai dan ceria didapatnya sepulang bekerja. Pada bulan-bulan pertama, lelaki itu memiliki banyak hal untuk ia ceritakan. Tentang kain-kain di pabrik yang berbau busuk, namun memiliki keindahan yang membuatnya tertarik untuk memiliki.