Tidak banyak jumlah lilin yang dimiliki oleh istri Zeki Hakan yang terbiasa mengantungi ratusan kantung teh pada setiap hari. Seseorang akan mengambil puluhan kotak teh hitam warna merah yang di dalamnya telah memiliki barisan kantung teh isi dua puluh lima dan lima puluh. Kotak teh itu tidak memiliki gambar gelas tulip mungil bening. Ia adalah cangkir bening, berisi air teh yang diseduh dengan kepulan yang siap untuk disesap oleh penikmat teh di Istanbul, Izmir, dan Bursa. Istri Zeki Hakan sedang meluruskan sepasang kaki yang letih dan meraba lutut yang memiliki suara derak ketika disentuh oleh telapak tangan yang terbuka. Musim telah tiba pada titik paling dingin. Ia telah menyalakan tungku berisi arang, kayu, atau apa pun yang bisa dibakar di dalamnya. Tak ada perapian, juga penghangat yang dapat otomatis menyala saat diputar ke angka tiga atau lima. Zeki Hakan sedang mengerjakan pekerjaan yang diantarkan oleh tetangga. Membuat kursi kayu berjumlah empat yang tak apa jika tak dilapisi oleh cat kayu ataupun pelitur.
Sebuah keluarga yang baru tiba dari Bursa sedang membutuhkan empat kursi kayu untuk mengelilingi meja bekas yang masih bisa dipakai. Meja bekas itu ditinggalkan oleh seorang penyewa yang harus pergi meninggalkan salah satu di antara banyak apartemen lain yang tak berpenghuni. Seorang lelaki lajang kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba bersama ratusan buruh. Lelaki itu tak hanya meninggalkan meja dan sandal sebelah kanan yang memiliki debu dan kotoran di permukaan. Ia pun meninggalkan tagihan listrik yang belum dibayar, air dan gas, serta piring-piring kotor yang belum dicuci. Sama seperti lelaki yang pergi secara tiba-tiba, istri Zeki Hakan belum melunasi tagihan listrik.
Seorang pengelola apartemen telah tiga kali memperingatkan. Tagihan itu harus bisa dilunasi sebelum tanggal lima. Ia tak berucap maaf, ia meminta pemakluman. Toh pada akhirnya semua utang dan tagihan yang pernah menumpuk hingga berbulan-bulan, terbayar juga meski melampaui tanggal lima. Pengelola apartemen tetap marah. Ia menguraikan berapa banyak yang harus ia keluarkan pada setiap bulan. Uang dari kantungnya sendiri demi menutupi tagihan-tagihan. Pada bulan-bulan pertama, ia mampu melakukannya. Setelah lima bulan lamanya, pengelola apartemen itu tak bisa lagi merogoh dana cadangan dari kantungnya sendiri. Seluruh uang yang dimilikinya telah habis. Ia tak bisa menutupi segala tagihan yang datang. Ia mengabarkan dan tak akan bisa membantunya memberikan penerangan jika mereka memutus aliran listrik. Karena itulah istri Zeki Hakan menyiapkan puluhan lilin dalam laci dapur.
Lilin-lilin yang siap untuk dinyalakan pada malam setelah azan Magrib berkumandang. Sambil menyelonjorkan kaki yang memiliki derak serupa dengan ranting atau dahan, dikumpulkannya serakan teh yang tak terbuang karena keterbatasan penglihatan. Ia harus memakai kacamata. Jika ia memiliki sejumlah uang, hal itu sangatlah mudah. Tinggal pergi ke toko kacamata, mengukur minus di matanya, dan memilih bingkai mana yang dapat dipakainya untuk melihat dunia dan sekelilingnya.