Rintik dan Rincik di Istanbul

Eka Retnosari
Chapter #47

AFiYET OLSUN (SELAMAT MAKAN) XII

Salju begitu sulit untuk turun dari langit Istanbul. Dingin telah menyentuh angka terendahnya. Lima derajat yang membuat penduduk enggan berlama-lama duduk di bangku taman yang bagian punggungnya bertuliskan nama tempat yang menjadi persinggahan mereka untuk sementara waktu. Orang-orang merapatkan jaket yang mereka pakai. Syal dijejalkan di tengah-tengah. Seorang reporter lelaki, berambut pendek, dengan perut yang tampak penuh karena terlalu banyak memakan bermangkuk-mangkuk çorba, tampak sedang menghafalkan beberapa paragraf yang menjadi pengantar acara yang akan disaksikan oleh penggemar televisi esok pagi.

Nuray Petek baru saja meninggalkan gedung berbentuk lingkaran. Sebuah hotel yang pada salah satu kamarnya terdapat seseorang yang baru saja tiba dari Inggris. Tujuh tahun sudah ia tinggal di kota London, belajar membuat rancangan pakaian pengantin. Meskipun bukan sebagai desainer utama, penghasilannya telah cukup untuk membuatnya berjalan-jalan keliling Eropa. Ia berusia tiga puluh dua. Lajang, tertutup, dan tidak percaya kepada dokter kulit yang gemar menakut-takuti perempuan tentang penuaan, noktah hitam akibat sinar matahari, dan keengganan lelaki kepada perempuan yang tidak memakai produk perawatan kecantikan di wajah. Nuray Petek adalah orang pertama dan satu-satunya kawan yang masih ingin ditemuinya saat kakinya tiba di Istanbul.

Nuray Petek tentu saja bahagia mendengar kabar bahwa seorang desainer pakaian pengantin akan mengajaknya bertemu di salah satu hotel di Istanbul yang kamar utamanya memiliki kain sprei dan selimut yang warna favoritnya adalah kuning emas. Ia melonjak bahagia ketika Nuray Petek memberitahunya bahwa--tak lama lagi--ia akan menikah. Meski ia membenci pernikahan, ia mengucapkan selamat dan semoga saja pernikahan yang akan dijalaninya nanti dengan akan membawanya pada kebahagiaan. Pun kesuksesan yang lebih, melebihi kesuksesan yang telah diraihnya dalam kariernya sebagai seorang pengacara muda yang pirang, cantik, dan kaya. Ia tak mencoba mencari tahu siapakah lelaki yang akan menikahinya. Apakah ia seorang pengacara, tampan, dan kaya.

Lihat selengkapnya