Rintik dan Rincik di Istanbul

Eka Retnosari
Chapter #58

AFiYET OLSUN (SELAMAT MAKAN) XXII

Zehra Hakan tidak mendapatkan sebotol air mineral seperti yang telah dijanjikan oleh lelaki tinggi yang pernah mengemudikan mobil van berisi kain kualitas terbaik. Hampir pingsan, Zehra Hakan terjatuh dengan sendirinya. Setelah sebelumnya terduduk dengan seluruh bagian tubuh terasa berat. Zehra Hakan tak bisa lagi berkata-kata. Matanya masih terbuka, menatap langit-langit mobil yang memiliki lampu tergantung, namun tak juga ia nyalakan. Lima belas menit sebelumnya, lelaki itu menepikan mobil. Ke samping tanah lapang yang tidak ditumbuhi oleh sehelai pun rumput. Pun bunga-bunga liar yang bisa dicabuti oleh pejalan. Tak ada sebotol pun air mineral dalam mobil van. Ia kemudian menghubungi satu-satunya nomor yang ia pikir memiliki tanggung jawab untuk mengatasi persoalan dalam hidup. Ia menghubungi Nedir Aras yang segera mendapatkan sambutan tanpa geraman.

“Istrimu ada padaku,” ucapnya.

“Aku minta satu juta TL,” lelaki yang malam itu kembali menjadi pengemudi mobil van tercintanya mengucapkan dua kalimat.

Nedir Aras tidak menjawab. Tidak pula menutup telepon. Lelaki itu menunggu kalimat berikutnya yang akan diucapkannya. Lelaki itu mengingatkan tugas terakhir yang diberikan Nedir Aras kepadanya, yaitu perintah yang gagal dipenuhinya pada sore itu.

“Aku bisa mengingatkan itu jika kau mau,” lelaki itu menunggu kalimat berikutnya yang bisa dikatakannya.

Nedir Aras menutup telepon tanpa jawaban. Lelaki itu mendengkus kemudian memikirkan arah yang harus ia tuju. Dimasukinya mobil van itu lalu ditolehnya Zehra Hakan yang terbaring dengan mata terpejam. Ia melemparkan sesuatu ke atas tubuhnya. Mencari tahu apakah ia masih hidup ataukah tidak. Tubuhnya tak bergerak. Matanya masih terpejam.

“Hei!” teriaknya.

Lihat selengkapnya