Rintik dan Rincik di Istanbul

Eka Retnosari
Chapter #61

OZUR DiLERiM (MAAF) IV

“Kau meminta mantan atasanmu untuk menebus seseorang yang sudah sangat ia harapkan mati sejak lama?”

Untuk pertama kalinya, lelaki itu menyadari bahwa ia memiliki istri yang pintar. Ia menemukan alasan mengapa Nedir Aras memberhentikan. Dengan tanpa sepeser pun pesangon untuk melanjutkan hidup.

“Aku adalah orang yang tahu tentang rencana besarnya untuk melenyapkan istrinya,” ucap lelaki itu.

Sang penguping semakin merapatkan daun telinga. Ia menunggu kelanjutan cerita dengan sangat sabar.

“Lalu apa tanggapannya?” tanya sang istri.

Ia tidak menjawab. "Aku akan menghubunginya lagi nanti,” lelaki itu tiba pada bagian paling gamang dari suara serak yang dimilikinya.

Jakunnya yang didera rasa haus tak sedikit pun tertarik untuk mereguk segelas atau bergelas-gelas air yang dapat tersaji dalam hitungan menit di atas meja makan. Istrinya telah memasak patlıcan yang dimasak dengan saus tomat dan irisan paprika, serta bawang bombay berukuran besar. Tanpa sedikit pun irisan daging sapi tipis atau daging sapi cincang. Di sampingnya terdapat irisan roti dan remahan yang menunggu barisan semut untuk segera dilahapnya.

Istri lelaki itu tertawa kembali. Lelaki itu naik pitam.

“Setidaknya, aku sudah berusaha,” ucapnya.

Setelahnya, lelaki itu menelan ludah untuk tiba ke kerongkongannya yang kering. Ia membalikkan punggung, menuruni tangga, yang kemudian disusul oleh istrinya. Udara dingin memasuki lorong apartemen yang tak dilintasi oleh siapa pun. Istrinya belum tiba pada penjelasan tentang sebagian stasiun televisi yang menghilang dari deretan saluran yang bisa dipilih oleh penonton. Pun alasan mengapa orang-orang kemudian tinggal dalam rumah, mengunci pintu dan mulutnya rapat-rapat, untuk kemudian menyalakan penghangat ruangan dan menyesap cangkir atau gelas berisi teh.

Segala obrolan dapat ditunda. Semua percakapan tergantikan oleh buku atau lembaran surat kabar usang. Mereka membaca ulang lembaran buku harian, jika gemar menulis buku harian. Istri lelaki itu merapatkan mantel tidur. Lelaki itu membuka mobil van. Istri lelaki itu langsung terkaget saat matanya mendapati sosok Zehra Hakan yang terkulai lemas di punggung kursi pengemudi. Keseluruhan wajahnya pucat pasi. Hampir saja ia mengira bahwa istri Nedir Aras telah terduduk dalam keadaan tak bernyawa. Ia mendorong punggung lelaki itu agar ia segera melakukan sesuatu atas dirinya.

“Kau harus cepat membawanya ke atas!” serunya.

“Ia tidak memakai jaket, mantel, dan kaus kaki,” tambahnya.

Lihat selengkapnya