Rintik Hujan dan Asap Kopi

Tianaqila
Chapter #14

14-Juara

***

Lagi, Rin terjebak dalam guyuran hujan tepat disaat ia melewati Cafe Cakra. Cakra yang telah menantikan kedatangannya lantas bersorak kegirangan, sebab permintaannya kepada Tuhan agar meluruhkan awan hitam yang bergantung di langit setibanya Rin disana dikabulkan. Seperti biasa, Sisy-pegawai kafe yang tahu betul mengenai Rin, mempersilakan gadis itu untuk masuk dan menghampiri Cakra yang sudah menunggu dengan secangkir kopi. Di meja no.11

 "Kenapa? Kehujanan lagi?"

 Rin mengerucutkan bibir kesal, "Sepertinya aku tidak boleh melewati kafe kamu lagi setelah hari ini." Rin menduga.

 Raut wajah Cakra berubah muram, "Ke.. kenapa?" Suaranya terbata.

 Tatapan Rin mengarah pada kaca besar, "Karena setiap kali aku lewat di depan kafe kamu, aku selalu kehujanan dan mau tidak mau berteduh disini."

 Cakra bergumam, "Itu sih rencana Tuhan buat menakdirkan kita bertemu terus, siapa tau jodoh." Terkanya tetapi tidak mendapatkan respon apapun dari Rin yang terlalu fokus memandangi bulir hujan yang menempel di kaca.

 Cakra kemudian bangkit berdiri, pergi ke suatu tempat sebelum kembali lagi ke meja dimana Rin berada.

 "Rin, aku punya hadiah buat kamu." Cakra menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang warna hitam kedepan Rin, berhasil mengalihkan arah pandang Rin.

 "Apa ini?"

Cakra mengedikkan bahu, "Buka saja!"

 Rin pun mengambil kotak itu lalu meletakannya di pangkuan. Tutup kotak itu ia buka perlahan yang didalamnya berisi sebuah buku tebal beserta sticky note warna merah bertuliskan Buka hal 30.

Saat Rin sudah menemukan halaman yang dimaksud, ia malah diperlihatkan dengan sebuah tulisan sebanyak 4 bait berjudul Resah.

 

Resah...

Kala hati tidak menentu

Kenyamanan dipertanyakan

Kehampaan dirasakan

Resah...

Sejujurnya aku tidak mengetahui sebabnya

Hanya saja aku bisa mengenalinya

Apa mungkin karena dia?

Resah...

Setiap detik bergulir berada didekatnya

Lihat selengkapnya