Rintik Hujan di Rumah Kita

Jee Luvina
Chapter #5

Garis Merah Menyapa

Setelah pernikahan yang meriah, Nur dan Zai kembali ke kehidupan sehari-hari mereka, meski kini dengan status baru sebagai suami dan istri. Malam itu, Nur memutuskan untuk mengunggah beberapa foto pernikahan mereka ke Instagram. Ia memilih foto-foto terbaik yang menampilkan kemewahan dan kebahagiaan acara mereka.

Nur menulis caption dengan hati-hati, mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang telah hadir serta dukungan mereka yang tak ternilai. Tak lupa, ia juga menandai beberapa vendor dan fotografer, termasuk Bang Zai, yang telah membantu mewujudkan momen indah tersebut.

Tidak butuh waktu lama, postingan tersebut menarik perhatian banyak orang. Kurang dari satu jam, jumlah "like" sudah mencapai hampir seratus ribu, dengan ribuan komentar mengalir. Followers Nur naik secara drastis, dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu. Komentar-komentar positif dan ucapan selamat membanjiri postingannya, menunjukkan betapa banyak orang yang terpesona dengan pernikahan mereka.

Apalagi ditambah para tamu undangan yang ikut memposting acara pernikahan mereka, ada yang dari selebgram, business owner bahkan sampai politikus.

Zai juga mendapatkan perhatian yang sama. Instagram Zai yang sebelumnya hanya diikuti oleh teman-teman dekat dan beberapa klien, kini dibanjiri oleh pengikut baru yang terpukau dengan hasil jepretannya. Banyak yang memuji kemampuan fotografinya dan menyatakan keinginan untuk menggunakan jasanya nanti setelah melihat unggahan foto yang sering Zai unggah di media sosial pribadinya.

Setelah seharian penuh kegembiraan, Nur dan Zai bersiap untuk tidur di kamar baru mereka di rumah sekaligus kantor. Namun, ketika lampu dimatikan, sebuah cahaya aneh tiba-tiba muncul di tengah kamar.

"Bang, lihat itu!" seru Nur dengan nada panik.

Cahaya itu semakin terang dan mulai membentuk siluet seorang wanita. Betapa kagetnya mereka ketika cahaya itu berubah menjadi seorang wanita dengan gaun putih dan tongkat kecil dengan ujung berbentuk bintang.

"Hah, kamu siapa? Ngapain ke sini?" Tanya Nur, suaranya gemetar.

Zai pun tak kalah kaget. "Apakah kamu ini... ibu peri?"

Wanita itu tertawa lembut dan mengangguk. "Benar sekali, aku adalah ibu peri, peri-peri neti zen. Aku ikut bahagia melihat pernikahan kalian dan ingin mengucapkan selamat serta mendoakan kalian."

Nur dan Zai saling bertatap dengan kebingungan. Mereka tidak pernah menduga akan mengalami hal seperti ini.

"Terima kasih, ibu peri." Kata Nur, masih dalam keadaan terkejut.

Namun, sebelum mereka bisa berbicara lebih lanjut, tiba-tiba muncul seorang wanita serupa dengan gaun hitam. Wanita ini tampak sedikit berbeda, dengan aura yang lebih serius.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Zai dengan nada waspada.

Wanita baru ini memperkenalkan dirinya. "Aku juga ibu peri-peri neti zen, tapi aku datang dengan peringatan. Jangan terlalu banyak memposting tentang kemesraan kalian di media sosial. Banyak orang yang bisa iri, termasuk aku yang iri melihat acara pernikahan kalian yang mewah."

Nur dan Zai saling pandang, merasa bingung dengan situasi yang aneh ini. Namun, mereka mendengarkan dengan seksama.

"Kalian harus berhati-hati dengan apa yang kalian bagikan. Media sosial bisa menjadi tempat yang indah, tapi juga bisa menjadi tempat yang penuh dengan kecemburuan dan kebencian. Jaga privasi kalian dan jangan biarkan hal-hal negatif mempengaruhi kebahagiaan kalian." lanjut peri tersebut.

“Hahahah meski sebenarnya, bukan aku yang bermaksud baik untuk mengingatkan, tapi aku saja yang tak kuat hati melihat postingan bahagia orang lain.” Ucap peri hitam dengan sinis.

“Tidak usah dengarkan dia, banyak yang menanti kabar bahagia kalian, fokus saja sama mereka yang sayang kalian.” Ucap peri putih menenangkan.

Nur dan Zai saling pandang dengan kebingungan.

Ibu peri-peri neti zen itu kemudian tersenyum dan menghilang, meninggalkan seberkas cahaya yang perlahan memudar. Nur dan Zai duduk di tempat tidur, masih tercengang dengan kejadian yang baru saja mereka alami.

"Bang, apa yang baru saja terjadi?" Tanya Nur, mencoba memahami situasi.

"Abang juga tidak tahu, Nur. Tapi yang pasti, Abang mau fokus sama kebahagiaan kamu aja.” Jawab Zai dengan tersenyum.

Zai kembali menggoda Nur dan mereka hanyut dalam kebahagiaan malam yang sunyi, dunia benar-benar terasa milik berdua.

Keesokan paginya, Nur terbangun dengan perasaan campur aduk. Semalam mereka mengalami kejadian yang luar biasa dengan munculnya peri-peri neti zen, dan kini ia penasaran dengan reaksi dunia maya terhadap postingan pernikahannya. Saat ia membuka Instagram, notifikasi memenuhi layar ponselnya. Followersnya bertambah ribuan, dan tidak hanya ucapan selamat yang mengalir, tetapi juga munculnya fans serta haters yang berkomentar berbagai hal.

"Bang, kamu harus lihat ini!" Seru Nur histeris, tidak menyangka postingannya bisa menjadi viral.

Zai mendekat dan melihat layar ponsel Nur. "Wow, ini luar biasa. Bisa jadi ini rezeki dari pernikahan kita." Kata Zai sambil tersenyum.

Saat Nur membuka Direct Message (DM), ia melihat banyak tawaran kerja sama untuk endorse. "Lihat ini, Bang! Banyak yang ingin kerja sama dengan kita. Nur bener-bener gak nyangka bisa kayak gini." Kata Nur dengan penuh semangat.

Zai menanggapi dengan tenang. "Itu artinya, bisnis kita punya potensi besar. Kita harus memanfaatkan momen ini sebaik mungkin."

Lihat selengkapnya