"Ana? Lo kenapa? An? Jangan becanda deh ah." Kata Ali panik.
Ali mencoba membangunkan Ana yang tiba-tiba pingsan. Dengan menepuk-nepuk pipi Ana bergantian dan mengguncangkan pundak Ana. Namun Ana tak bergeming, sukses membuat Ali panik dan tak tau harus apa.
Ali memangku kepala Ana, menatap lekat wajah Ana yang terkulai lemas tak berdaya.
10 menit..
20 menit..
30 menit..
Dan satu jam..
Sudah satu jam Ali berdiam diri menatap Ana. Tak tau harus apa, berkali-kali Ali mengecek suhu tubuh Ana, dan masih stabil.
Lambat laun mata Ana mulai terbuka, pandangan kabur yang pertama di lihat nya. Ana melihat sesosok yang sedang menatapnya.
"Aaahhh tampan sekali," gumamku sambil tersenyum.
"An Lo gak papa kan? An? Lo bisa denger gue kan?" Tanya Ali lagi.
"Gue denger kok," jawabku sambil masih tersenyum.
"Gue boleh tanya?" Ucapku masih dengan berbaring dan menatap wajah tampan itu.
"Nanya apaan??" Jawab Ali.
"Lo kok ganteng si!" Kataku lagi.
Entah apa yang sedang ku pikirkan saat itu hingga aku sanggup berkata seperti itu. Tanpa ku sadari tergurat senyum manis di tiap sudut bibir Ali.
Kala itu aku tak bisa melihatnya karna pandanganku masih terlalu buram untuk melihat senyuman manis itu.
"Lo lagi gombalin gue ya?" Tanya Ali.
"Enggak.. gue jujur bilangnya kok.." kataku lagi sambil memegang kepalaku yang terasa nyeri.
"Bearti Lo suka sama gue?" Tanya Ali lagi.
"Suka," jawabku spontan.