Rintik Sendu

Asti Andana
Chapter #3

Kebahagiaan yang dulu hilang

Sejak hari itu, aku selalu bertemu dengan Ali di taman itu. Dan kami menghabiskan hari di bawah pohon itu. Bersenda gurau, berbagi kisah, dan berbagi tawa.

Yang aku tau, Ali ternyata anak broken home juga, ibunya sudah meninggal saat dia beranjak dewasa. Ayahnya menikah lagi. Namun ibu tiri tak sebaik yang dikira. Yaahhh namanya juga ibu tiri.

Ali memiliki penyakit, ginjal. Membuatku tercengang saat mendengarkan ceritanya. Kisah hidup yang kelam, dan berjuang sendirian. Melawan sakitnya sendirian.

*****

"An.." ucap Ali saat kami duduk di bawah pohon itu.

"Hmm.." jawabku.

"Terimakasih." Kata Ali.

"Untuk?" Tanyaku.

"Sudah nemenin gue," jawab Ali.

"Apa sih! Jangan ngomong gitu, jujur gue takut kalo ada yang ngomong gitu, seolah-olah besok dia gak akan datang lagi," kataku sambil menatap ilalang didepan.

"Hidup mati seseorang kan gak ada yang tau An, yang penting gue berterimakasih karna Lo udah nemenin gue dan dengerin cerita gue." Kata Ali lagi.

Aku tak bisa menjawab lagi. Mataku sudah berkaca-kaca, menahan tangis yang entah kenapa saat mendengar perkataan itu ada rasa takut kehilangan di dalam benakku.

Aku memeluk Ali.

"Jangan tinggalin gue," kataku pelan.

Air mata pun sudah tak lagi dapat ku bendung.

Ada segurat senyum getir yang terlukis di wajah Ali, namun aku tak dapat melihatnya.

Ali mengusap lembut puncak kepalaku.

"Siapa yang mau ninggalin coba kalo peluknya kenceng gini," Kata Ali lagi bergurau.

Spontan aku langsung melepaskan pelukan itu dan menatap Ali.

Seketika Ali tertawa dan mencubit ujung hidungku.

"Aliiii, bercanda Mulu ah!" Ucapku kesal namun tawa tak mampu tersembunyi kan.

" Hehe sini peluk, aku baru tau kalo sebenernya kamu ini anak yang manja, dan haus akan kasih sayang, bertemu denganku adalah sesuatu yang pas kan," kata Ali lagi.

Aku hanya mengangguk dan balas memeluk Ali.

"Jadi mari kita jalani apa yang ada sekarang yaa," kata Ali lagi.

Begitulah hari-hari yang kami jalani, tak banyak yang dilakukan, hanya duduk dan sesekali mengelilingi taman itu, namun sungguh itu sangat membuat ku bahagia. Entah kapan terakhir kali aku merasakan bahagia yang seperti ku rasakan saat bersama Ali.

*****

Lihat selengkapnya