RIRIWA

Topan We
Chapter #3

Anak-Anak Yang Hilang

Suara itu terdengar jelas di rekaman. “Tiga kali…”

Suara seorang anak kecil. Lembut, datar, tanpa emosi. Diikuti sunyi yang panjang. Tidak ada suara angin, tidak ada detak jam, bahkan tidak ada desah napas. Heningnya seperti kuburan yang baru ditimbun kabut.

Angga memutar ulang rekamannya di pagi hari. Ia duduk di depan laptop dengan wajah pucat, tangan gemetar menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin. “Pak… ini bukan suara dari kita, kan?”

Reksa hanya memandangi layar. “Itu bukan suara siapa pun dari rumah ini.”

Mereka tinggal di rumah paling barat desa. Dindingnya baru dicat, tetapi tampak mengelupas cepat karena udara lembap. Reksa memperhatikan bekas ukiran nama di tiang depan rumah—bagian tengahnya disayat sampai rata, seolah nama itu dihapus dengan paksa.

“Kenapa tak izinkan kami tahu nama anak Bapak?” tanya Angga hati-hati.

Pak Misna menoleh dengan mata merah. “Karena dia belum sepenuhnya hilang. Kami masih mendengar dia… memanggil dari kamar tidurnya.”

Reksa bertukar pandang dengan Angga.

“Suara itu muncul tiap malam. Lalu… bayangan bergerak di lorong. Tapi kami tahu itu bukan dia,” lanjut Misna. “Anak saya… hilang tiga hari setelah kami bertengkar hebat. Ibunya memanggil namanya keras-keras. Saya memanggilnya di halaman. Dan… tetangga kami juga memanggil saat dia lari ke arah sungai.”

“Tiga suara, tiga orang,” bisik Angga.

Pak Misna mengangguk. “Kami baru sadar setelah semuanya sunyi. Setelah dia hilang tanpa jejak. Tak ada jejak kaki, tak ada benda yang terbawa. Tapi malam itu, istri saya melihat… dia berdiri di ujung ranjang.”

“Tapi bukan dia,” gumam sang istri lirih, “karena dia tidak berkedip.”

Reksa meminta izin masuk ke kamar si anak. Suasana di dalamnya beku. Bau kapur barus dan tanah basah memenuhi udara. Di sudut kamar, boneka kecil duduk di atas bantal yang masih rapi. Tak ada tanda-tanda kekacauan. Tapi di tembok, tertulis samar dengan krayon merah:

"Saya Disini."

Tulisan itu muncul di tiga tempat berbeda. Di atas pintu. Di sisi lemari. Dan di kaca jendela.

Ketiganya tampak ditulis dari arah dalam.

Lihat selengkapnya