RIRIWA

Topan We
Chapter #5

Pasar Dua Wajah

Pasar Babakan Lame hanya buka setiap hari pasaran Wage dan Pon. Namun meskipun hanya seminggu dua kali, pasar itu selalu ramai. Reksa dan Angga datang pagi-pagi sekali, menyamar sebagai pembeli. Mereka ingin memeriksa perbincangan warga seputar bocah hilang, dan mengamati kemungkinan munculnya Ririwa di tempat umum.

“Terlalu banyak orang di tempat ini,” gumam Angga sambil menyelipkan perekam suara kecil di balik jaketnya.

“Tapi Ririwa tak pilih tempat,” jawab Reksa. “Kalau dia merasa cukup kuat, dia akan menunjukkan dirinya bahkan di tengah keramaian. Itu justru cara dia menguji realita.”

Mereka berkeliling. Para pedagang sibuk menjajakan hasil bumi: pisang, petai, ikan asin, kain sarung, dan perabot plastik. Reksa berjalan perlahan, menyusuri lorong-lorong lapak. Lalu ia melihatnya.

Seorang wanita tua, berjilbab kuning lusuh dan memegang tas belanja kain batik. Wajahnya akrab. Ia ingat jelas: itu Bu Rukmi, tetangga korban anak hilang kedua. Reksa bahkan baru saja bertemu dengannya 15 menit lalu, duduk di teras rumah sambil menyeruput teh.

Tapi sekarang, wanita itu berdiri di depan lapak telur, menyodorkan uang ke pedagang.

Reksa menghentikan langkah. “Angga, itu...”

“Bu Rukmi? Tapi bukannya dia—”

“Masih di rumah. Aku melihatnya sendiri. Dia pincang, tak mungkin ke sini secepat itu.”

Mereka mengikuti sosok itu, memastikan dari dekat. Dan benar: wajah, suara, bahkan luka kecil di dahi wanita itu—sama persis. Lalu... satu hal aneh terjadi.

Dari arah berlawanan, Bu Rukmi yang kedua muncul—masih memegang tas belanja, tapi mengenakan syal yang berbeda. Keduanya saling lewat.

Lihat selengkapnya