Reksa berdiri di depan penginapan tua itu, memandangi jalan desa yang sepi. Angga berdiri di sampingnya, wajahnya pucat. Mereka berdua tahu, malam ini akan berbeda. Malam ini, mereka akan mencari kebenaran di balik tatapan-tatapan yang tak berkedip.
“Mereka sudah di luar sana,” gumam Angga.
Reksa menoleh. “Siapa?”
“Yang tak pernah memejam.”
Suara itu seperti doa putus asa. Reksa mengepalkan tangan dan melangkah masuk kembali ke penginapan, menuju kamar tempat mereka menyimpan catatan-catatan dari Pak Haji Soma dan video-video hasil pengamatan. Di dinding, beberapa foto hasil tangkapan layar dari video direkatkan. Salah satu foto menunjukkan sosok ibu-ibu penjual kue di pasar. Tidak ada yang aneh jika dilihat sepintas, tapi ketika mereka menelusuri rekaman itu dalam slow motion, matanya tidak pernah menutup. Bahkan saat kelilipan debu yang jelas terlihat masuk ke matanya—ia hanya mengedipkan kelopak yang tidak pernah menutup sempurna. Seolah itu hanya gerakan, bukan fungsi.
Angga memutar ulang rekaman lain. Di sana, seorang bocah sedang berlarian, tertawa di belakang rumah warga. Bocah itu kemudian menoleh ke arah kamera, menatap lurus, tidak berkedip bahkan satu detik pun selama sepuluh menit penuh.
“Kau yakin ini bukan hasil editan?” tanya Reksa.
“Aku merekamnya langsung, dengan kamera yang sama kita pakai keliling desa. Tidak ada editan,” jawab Angga mantap.
Ketika jam berdentang pukul sepuluh malam, Reksa merasa sesuatu berubah di luar sana. Udara lebih berat. Lalu sunyi. Bahkan jangkrik pun berhenti bersuara.
Mereka keluar. Dengan senter dan kain penutup leher—yang diberikan Pak Haji Soma untuk menahan suara dan nama mereka disebutkan oleh makhluk yang salah—Reksa dan Angga menuju pusat desa. Beberapa rumah terlihat menyala, tapi tak satu pun suara terdengar. Seolah semua sedang menahan napas.
Tiba-tiba, Angga menarik tangan Reksa.
“Lihat ke kiri.”
Di depan sebuah rumah berlantai kayu, berdiri seorang laki-laki tua dengan sarung dan kaos oblong. Ia tidak bergerak. Matanya terbuka lebar, menatap kosong ke arah langit.