Dilain tempat disebuah restoran di dekat bandara terdapat perjamuan makan antara dua keluarga sepertinya dua keluarga itu akan membahas masalah perjodohan.
Pria yang kini sedang duduk menyilang sambil melipat kedua tangannya di dada terlihat sangat tampan dan rupawan dengan setelan jas yang ia kenakan dan pas ditubuhnya. Ia menatap dingin seorang gadis yang ada dihadapannya, tatapan itu menandakkan jika ia tak suka akan pertemuan ini.
Sedangkan gadis yang ditatapnya hanya menunduk malu penuh bahagia.
"Bagaimana apa pernikahan ini dipercepat saja," ucap salah seorang pria setengah baya diduga pria itu adalah ayah dari pria yang akan dijodohkan.
Mata pria itu terbelalak mendengar kata pernikahan.
"Pernikahan apa maksudnya pah??," tanya pria itu dengan nada kecewa.
"Pernikahan kamu sama Karin sayang," jawab perempuan disampingnya.
Masih mencerna ucapan dari kedua orangtuanya.
"Jadi mamah sama papah ngajak aku ketemuan sama teman kalian buat acara perjodohan??," ucap pria itu dengan kesal.
Ia kecewa dengan sikap orangtuanya yang melakukan perjodohan ini dengan sepihak tanpa memberitahukannya terlebih dahulu.
"Iya Reino, gimana kamu suka kan?," tanya perempuan itu yang bernama Adel.
Terlihat jika Reino ingin segera pergi dari tempat ini.
"Yaudah yah Rein kita percepat saja pernikahan kamu sama Karin," kini ucapan itu keluar dari mulut papahnya.
"Enggak, tegas Reino. Semua mata tertuju padanya.
"Mah, pah, Reino kan sama Karin baru kenal. masa udah langsung bicara soal pernikahan," Sanggah Reino, pria itu benar-benar tidak suka dengan keputusan orangtuanya yang sepihak.
"Sayang ini kan kamu udah lihat calon istri kamu nak, dia cantik kan, lagi pula dia baik, mamah yakin dia bisa menjadi istri yang baik untukmu nak." Jawab mamah adel kembali.
Wajah Reino mulai berubah, tatapan dinginnya sekarang naik level. Hanya satu Reino tak ingin dijodohkan.
"Tidak mah, masih ada yang harus Reino kerjakan, jadi Reino harap pernikahan ini tak dipercepat," tegas Reino mengatakannya.