Waktu menunjukkan pukul 23:40. Sudah beberapa lamanya ia menunggu kendaraan umum melewatinya. Ponselnya sudah lowbatt satu jam yang lalu. Nasibnya, sama seperti sahabatnya. Menunggu siapa saja yang berniat mengantarnya pulang. Tempat ini jauh dari rumahnya berada. Sangat ramai. Terutama, banyak sekali lalu lalang manusia berpasangan. Melewati tempat ia berdiri. Halte. Untung saja tak sendiri. Myscha sedari tadi ikut membantu mencarikan kendaraan umum. Mungkin karena Sabtu Malam. Para pasangan ingin merasakan indahnya hubungan.
Berbeda dengan dirinya. Jomblo. Selalu saja. Mungkin itu salah satu kesalahannya juga. Tak pernah mau membuka hati untuk siapa pun. Ponsel saja tak menyimpan banyak nomor. Terkecuali orang terdekatnya saja. Satu lagi,
Mantan gebetannya.
Parahnya, Gibran memiliki pacar. Satu kelas dengan Khanza. Akui sajalah, Khanza tidak ada apa-apanya dibanding Yuri. Entahlah, mungkin cinta bertepuk sebelah tangan. Walaupun, tahun lalu Gibran sudah lulus terlebih dahulu. Melanjutkan studynya entah kemana.
Lupakan sajalah.
Mungkin Gibran bukan takdir bagi Khanza.
"Za, ngeteng aja ke orang dah. Daripada kelihatan jomblo gini. Tar kita diculik lagi," ujar Myscha. Kepalanya menyapu semua pandangan ke segala arah mencari siapa pun yang dikenal untuk memintanya pulang.
"Gue sih oke-oke aja. Cuman, sekalian cariin juga."
"Tapi bantu ikhtiar juga lhoh yaa,"
"Iya iya."
Dari arah timur, teman satu kelas Khanza menghampiri mereka. Saling melambaikan tangan."Mau balik juga nih?" tanya Sinta sembari merapikan bawaannya.
"Iya, tapi belum ada yang lewat."
"Ya udah, ngeteng bareng aja. Tunggu ada yang lewat,"
Myscha mengangguk-anggukkan kepala.
🎈
Segerombolan geng motor tengah beristirahat tak jauh dari tempat Khanza berdiri. Sepertinya, mereka tengah mempersiapkan diri untuk melakukan balap liar kembali. Duduk diatas motor ninjanya.
Dinda, manusia paling slang and hot. Pakaiannya saja selalu naik. Menarik perhatian disetiap manik mata yang memandangnya.
Menghampiri segerombolan lelaki disana. Tak lama, Dinda kembali. Mengajak seluruh manusia yang sedang menunggu. Mereka salah satu geng motor ternama di kota ini. Mahasiswa di universitas favorite kotanya. Terang Dinda. Khanza dan Myscha hanya mengikuti saja.
Sekitar enam orang saja. Dinda, Sinta, Ira, Gea, Myscha dan Khanza.
Dari seluruh anggota geng motor. Hanya satu orang saja yang berdiam diri di tempat. Tak berkutik. Sibuk dengan ponselnya. Kameradnya, sudah siap mengantar gadis-gadis pulang ke rumahnya.
"Ranz, daripada lo diem gitu. Mending anter gue pulang." pinta Dinda. Ranz hanya meliriknya saja sekilas.
Ranz, salah satu member paling the best most wanted diantara mereka.