2 tahun kemudian
Beberapa jam yang lalu, Ranz sudah menyelesaikan performnya. Cukup melelahkan kali ini. Walau, uang masukkannya semakin bertambah berlipat ganda. Ia bersyukur.
Ranz merebahkan diri di kasur apartmennya. Disini, ia tinggal bersama salah satu sahabatnya. Lee. Seusai membersihkan badan dan mengganti pakaian, tak lupa ia sholat terlebih dahulu. Di setiap doanya, selalu saja menyebutkan namanya. Agar menjadi pasangan hidupnya kelak di kemudian hari.
Dimanakah ia berada? Ranz pun tak tahu jawabannya. Yang terpenting, ia sudah menahan berbagai macam cobaan wanita. Wanita penggoda.
Tak terhitung jumlahnya. Wanita yang mencoba ingin mengencaninya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar Ranz bisa dimilikinya. Hampir saja kala itu Ranz kebablasan jika ia tak ingat prinsipnya.
Pacaran setelah akad.
"Lo terima invite dari acara ultahnya kota ini?" Lee mengganti pakaiannya seusai membersihkan badan.
Ranz berdeham.
"Berarti lo perform lagi?"
Ranz berdeham.
"Berapa hari lagi?" Tak hentinya Lee bertanya.
"Etdah lo bawel amat. H-10. Ada maunya bukan?"
"Gak. Nanya doang. Lagian, hening amat sih,"
"Mending lo tidur aja sono. Dah malam. Makasih buat hari ini. Mau nemenin gue. Beruntung gue punya sobat kayak lo,"
"Makanya, duitnya jangan lupa bagi-bagi. Oh ya, kalau gue nganggur nanti. Mau ikut lo aja.Siapa tahu ketemu jodoh."
"Aamiin,"
"By the way, Zi. Kenapa sih lo gak mau buka hati buat cewek lain? Padahal, cewek yang ngincer lo banyak. Tinggal dipilih."
"Mereka bukan barang yang seenaknya dipilih Lee. Lagian ngapain gue buang-buang waktu. Mau nyari yang pasti aja. Sekali seumur hidup."
"Gaya banget sih lo. Gue aja yang sering gonta-ganti pasangan biasa aja."
"Lo sama gue beda. Lagian, ngapain gue buang-buang waktu."
"Ya udah, kita lihat. Siapa yang cepat nikah diantara kita. Dia yang menang. Jaminannya, kalau lo nikah sebelum gue. Gue bakal kasih apapun yang lo mau ya,"
Ranz bangkit. Duduk disamping Lee, mengulurkan tangan. "Deal ya, kalau lo yang duluan. Gue kasih apapun yang lo mau. Mari kita buktikan. Siapa yang lebih cepat. Lo yang sering gonta-ganti pasangan. Atau gue yang belum punya pasangan. Walaupun menyedihkan," Ranz menurunkan oktaf diakhir kata ia berbicara.
"Oke, Deal," Lee menyambut uluran tangan Ranz.
"Berapa lama?" tanya Ranz kemudian.
"Taqdirullah. Tapi kalau bisa, sebulan kedepan."
"Deal."
🎈
Bukan sekali dua kali Myscha melakukan hal ini. Membuat Khanza tidak bisa menahan kekesalannya kali ini. Pasalnya, Khanza tak pernah melakukan kesalahan besar pada Myscha. Namun, mengapa Myscha begitu? Teganya Myscha pada Khanza.