BULAN NOVEMBER. SUDAH lewat lima bulan sejak Ron berjanji untuk melunasi hutang keluarga Tita, dan janji itu ia tepati lebih awal.
“Terima kasih banyak, Mas Roni,” kata Tita saat menerima pesan dari ibunya bahwa uang 20 juta untuk menggenapi 150 juta, sudah diterima.
“Hanya ‘terima kasih’?” Kata Ron sambil menjulurkan pipinya, saat itu mereka sedang terbaring di ranjang hotel.
Tita menuruti keinginan kekasihnya, satu ciuman bibir mendarat di pipi Ron.
Entah mengapa setiap Tita mencium pipinya, Ron seakan mendapat suntikan keyakinan untuk segera menceraikan Susi dan bayangan pernikahannya dengan Tita makin nyata saja.
“Tita, sepertinya beberapa minggu lagi saya akan menceraikan istri saya.”
“Apakah Mas Roni sudah matang-matang memikirkan itu?”
“Sudah. Dan semakin saya pikirkan, semakin saya yakin.”
Tita tersenyum sambil membelai pipi kekasihnya.
Ron memegang tangan Tita yang ada di pipinya. “Tita, setelah itu maukah kau menikah dengan saya?”
Senyum Tita pudar, wajahnya memucat, tak ada jawaban keluar dari mulutnya.
“Kita sudah sering membahas ini dan saya belum mendapat jawaban yang pasti darimu.” Ron bangkit, ia beranjak duduk di sisi ranjang.
Tita ikut bangkit, duduk di samping Ron. “Saya masih merasa hubungan kita terlalu cepat untuk jadi suami-istri. Usia saya baru 22 tahun, Mas Roni. Hubungan kita masih terlalu muda, usia saya pun masih terlalu muda.”
“Selalu itu jawabanmu. Apa lagi yang kau ragukan dari saya? Semua janji sudah saya tepati, tapi tak ada janjimu yang kau tepati!” Suara Ron meninggi.
“Saya minta maaf, Mas Roni,” suara Tita bergetar, air matanya sudah di ujung mata.
Ron sigap meraih bahu kekasihnya. “Maafkan saya, Sayang! Saya tak bermaksud membuatmu menangis. Maaf!”
Tita tetap saja menangis di pelukan Ron.
Tangisan Tita di pelukan Ron sudah berulang kali terjadi. Ketika Ron menagih janji Tita untuk menikah dengannya, pasti ada pertengkaran kecil lantas suara Ron meninggi, dan ujungnya adalah tangisan Tita di pelukan Ron.
“Baiklah. Saya tidak akan memaksamu lagi untuk menikah dengan saya secepatnya.” Ron mengusap-usap rambut Tita. “Tapi saya tetap akan menceraikan istri saya dalam waktu dekat. Saya harap itu bisa jadi bukti kalau saya serius ingin menikahimu.”