Rizky & Nada

Andini Lestari
Chapter #21

Jatuh dan Cinta

~~~***~~~

"CIEEEEE KAKAK DIBUATIN PUISI CINTA!!!"

Melodi berteriak kencang, suaranya menggema di kamar Nada yang sedikit berantakan. Pintu terbanting, datang Melodi dengan cengiran sambil membawa majalah bersampul biru dengan hiasan merah jambu di bagian cover-nya.

"Puisi cinta apa?"

"Enggak usah bohong, ini dari Kak Nata, kan?" Melodi bertanya dengan hebohnya, dia membanting bantal dari pinggir ranjang ke pangkuan Nada lalu menunjuk puisi di salah satu halaman majalah.

"Kok tahu?!" Nada bertanya dengan heran saat wajahnya kena timpuk bantal.

"Vadi yang bilang." Melodi berbenah di kasur, kemudian gadis cilik itu memandangi puisi buatan Nata. "Akhirnya kakakku jatuh cinta!" jeritnya kemudian.

"Emang kamu enggak bermasalah?"

"Kenapa?"

"Kalo Kakak sama, eum ... Kak Nata, kamu ...."

"AH! Aku ngerti Kakak bicara ke mana," jedanya, "Aku sama Vadi teman biasa. Enggak ada apa-apa. Kami sahabat. Enggak ada namanya yang kaya begituan. Enggak ucul ah!"

" Ya, siapa tahu aja."

"Intinya, Kakak takut kamu patah hati Di....."

"UH.... cocuitnya!" kata Melodi dengan lebay wajahnya berubah serius setelah dia menarik nafas. "Kak, gimana mau patah orang hatinya dibangun aja enggak! Aku sadar kok aku ke Vadi cuma sahabat aja, enggak lebih! Sekarang, sana Kakak mandi, ganti baju, kemudian turun. Ikut Kak Nata jalan sana! Dia udah nunggu lama."

"What?" Nada menjerit kaget, segera ia ke jendela untuk melihat halaman depan di lantai dasar. Ada motor cowok itu.

"Asli Kak Nata?"

"Eh cie ... yang jatuh cinta! Jangan mikirin aku Kak, waktu aku bilang ngerasa jadi Ayah dan Bunda, aku lagi latihan teater aja, kan biar jago kaya Kakak, hehe."

Nada hanya menggeleng kemudian bersiap menemui kakak kelas yang mendadak muncul di rumahnya. Bergegas Nada turun setelah merasa siap. Ditatapnya Nata yang rapi dengan tampilan casual. Kemeja biru kotak-kotak dengan celana jeans. Dia sedang mengobrol dengan sang Ayah yang kini baru pulang kerja. Entah mengobrol menggenai apa, tapi mereka tertawa. Paling tidak jauh dari pembahasan organisasi. Pembahasan antara mantan ketua OSIS dan ketua MPK pasti tidak jauh dari itu.

"Kak," Nada menyapa, dia hanya mengenakan celana jeans, kaos berlapis cardigan biru, rambut yang diurai, berikut kaca mata yang tidak pernah tertinggal. Rambut sebahunya baru disadari sudah lumayan panjang. Sesuatu yang lebih mengesankan hari ini adalah pakaian mereka yang seperti janjian! Astaga! Bisa dikira sengaja menyama-nyamakan!

Nata menoleh kemudian berdiri. Dia pamit pada Ayah Nada dan tersenyum jenaka pada Melody, kemudian dia keluar pintu dan menyuruh Nada naik pada motornya yang berkupling juga bergigi.

Lihat selengkapnya