Rizqi dan Kotak Ajaib

RIZQI APRI MIVTAH ZAENI
Chapter #3

Bab 3: Peta Menuju Menara Misterius

Bagian 1: Kompas Ajaib Mulai Berputar


Hari itu, langit Kampung Ceria cerah seperti biasanya. Tapi suasana hati Rizqi lebih cerah lagi. Setelah kejadian di gua rahasia, ia merasa seperti pahlawan dalam film kartun.


“Pagi, Kotak Ajaib!” sapa Rizqi sambil membuka tutupnya. Tapi tak ada benda baru hari ini. Justru, Kompas Rahasia yang mereka dapat dari Gubi, kini bersinar terang.


“Lho, ini kok goyang-goyang?” tanya Rizqi sambil menatap kompas yang muter sendiri.


Tiba-tiba, kompas itu mengeluarkan sinar hijau dan memunculkan peta hologram di udara. Di tengah peta, ada simbol menara tinggi dengan awan-awan mengelilinginya. Di bawah simbol itu tertulis:

"Menara Misterius – Lokasi Benda Kedua."


“Wah... kayak game petualangan!” seru Doni yang baru datang sambil makan roti isi abon.


Mira menatap peta itu serius. “Kalau peta ini benar, menaranya ada di balik bukit belakang kampung.”


Rizqi mengacungkan tangan tinggi-tinggi. “Kalau begitu, misi hari ini: Cari Menara Misterius!”



---


Bagian 2: Jalan Tikus dan Ular Palsu


Untuk menuju bukit itu, mereka harus melewati jalan setapak kecil yang disebut warga sebagai “jalan tikus”. Tapi jangan salah, di jalan ini bukan cuma tikus yang lewat. Pernah ada ayam, kambing... dan rumor katanya, ular!


“Aku gak suka ular...” gumam Doni sambil memegang erat tas ranselnya.


Baru beberapa langkah masuk, mereka mendengar suara berdesis.


“Ssssss...”


“ULAAAR!” Doni lompat ke punggung Rizqi.


Tapi ternyata... itu cuma selang air yang dipotong dan disangkutkan di semak-semak.


“Siapa sih yang iseng ginian...” kata Mira kesal sambil menyingkirkan selangnya.


Rizqi ketawa ngakak. “Kampung kita tuh penuh jebakan receh!”


Tiba-tiba dari balik pohon, muncul Pak Jamil, si penjaga kebun yang terkenal galak kalau anak-anak main ke sana.


“KALIAN NGAPAIN DI SINI!?” teriak Pak Jamil sambil bawa cangkul.


“LARI!!!” teriak Rizqi, dan mereka pun kabur melewati ilalang sambil ketawa-tawa.



---


Bagian 3: Menara Tinggi yang Tidak Terlihat


Setelah setengah hari berjalan, mereka sampai di sebuah ladang tua di balik bukit. Tapi anehnya... tidak ada menara.


“Hah? Petanya bilang di sini...” Rizqi memutar kompasnya lagi.


Kompas itu bersinar, dan peta hologramnya muncul kembali—tapi menara yang tadi terlihat, kini berubah menjadi siluet transparan.


“Seperti... tak terlihat?” gumam Mira.


Doni menendang udara ke arah siluet itu, dan kakinya langsung... mental!


“ADA BENDA KERAS DI SINI!” Doni kaget.

Lihat selengkapnya