Rizqi dan Kotak Ajaib

RIZQI APRI MIVTAH ZAENI
Chapter #4

Bab 4: Jejak Penjaga Lain

Setelah berhasil mendapatkan Jam Saku Emas dari puncak Menara Misterius, Rizqi, Mira, dan Doni duduk kelelahan di lantai menara yang dingin. Udara di atas sana terasa lebih tenang, tapi hati mereka justru penuh pertanyaan.


Jam saku itu kembali terbuka sendiri... dan dari dalamnya keluar cahaya biru yang membentuk sebuah peta dunia.


"Wah, ini kayak globe hologram!" seru Doni, matanya berbinar-binar.


Titik-titik cahaya muncul di berbagai belahan dunia. Di atasnya muncul tulisan kuno yang secara ajaib langsung diterjemahkan:


> "Tiga telah terpilih. Tapi tak hanya kalian bertiga."




Mira mengangkat alis. "Maksudnya... ada anak-anak lain yang juga punya Kotak Ajaib?"


Tiba-tiba jam itu berbunyi ding!, lalu keluar gambar anak kecil berambut kribo sedang menunggangi skateboard sambil memegang benda mirip kotak musik.


"Dia... siapa?" tanya Rizqi.


TIKTOKO, si penjaga jam, muncul dari balik roda gigi. “Itu Penjaga dari Afrika. Namanya Mako. Pemberani dan cepat seperti angin.”


Lalu muncul lagi bayangan seorang anak perempuan berkepang dua sedang memegang payung bercahaya di tengah badai salju.


“Dan ini Penjaga dari Rusia. Dia bisa berbicara dengan angin,” lanjut TIKTOKO.


Mira terdiam. "Berarti... kita bukan yang pertama, dan mungkin bukan yang terakhir."


Jam Saku memancarkan sinar dan menunjuk ke bagian bawah menara. Sebuah pintu rahasia terbuka, memperlihatkan lorong yang penuh lukisan-lukisan aneh—mirip coretan anak-anak tapi ada maknanya.


Doni menunjuk satu gambar. “Eh, ini kayak gambar kita deh. Ada tiga anak dan satu kotak.”


Mira memeriksa lebih dekat. "Tapi ini sudah ada sejak lama. Lihat, dindingnya udah retak dan berlumut."


Rizqi menemukan simbol kecil di bawah lukisan—tiga lingkaran bertautan, seperti logo.


"Ini mungkin lambang Penjaga Kotak Ajaib," katanya.


Tiba-tiba, dari dalam lorong terdengar suara langkah kaki... cepat dan ringan, seperti berlari. Mereka semua langsung diam.


TIKTOKO menyipit. “Kalian harus hati-hati. Tidak semua Penjaga... punya niat baik.”


“Lho, maksudnya?” tanya Doni.


"Ada rumor... tentang Penjaga Bayangan. Dulu dia juga dipilih, tapi menyalahgunakan kekuatan Kotaknya untuk keuntungan pribadi," jawab TIKTOKO serius.


Sebelum meninggalkan menara, Jam Saku memancarkan satu pesan terakhir:


> “Temukan semua Penjaga. Bersatu, sebelum Bayangan menghancurkan dunia yang tak terlihat.”


Lihat selengkapnya