Rizqi dan Kotak Ajaib

RIZQI APRI MIVTAH ZAENI
Chapter #6

Bab 6: Kota Puzzle

Bagian 1: Gerbang Seribu Kunci


Setelah malam aneh di Pasar Bayangan, Rizqi dan teman-temannya duduk beristirahat di pelataran berbintang. TIKTOKO melayang pelan, menyerap energi dari cahaya bulan ungu di atas langit Tanah Malam.


“Jadi… kita beneran ke Kota Puzzle?” tanya Doni sambil menggigit biskuit rasa bayam keju—oleh-oleh dari pasar tadi.


“Katanya sih gitu,” jawab Rizqi sambil melihat peta yang kini bisa berbicara.


Peta itu bersuara seperti kakek-kakek batuk-batuk, “Untuk mencapai Kota Puzzle, kalian harus melewati… Gerbang Seribu Kunci!”


“Seribu?!” jerit Alira.


Tiba-tiba, mereka mendapati diri mereka berdiri di depan gerbang raksasa dari batu yang menjulang tinggi—tingginya bisa menyaingi sekolah 4 lantai! Di sekujur gerbang, terpasang ratusan lubang kunci, semuanya berbeda-beda bentuk: ada yang bentuk hati, bintang, bahkan… bebek.


Rizqi menatap semua lubang itu. “Kita harus cobain satu-satu?”


TIKTOKO tertawa, “Tidak semudah itu, Rizqi. Ini gerbang teka-teki.”


Sebuah cahaya melayang keluar dari lubang terbesar di tengah gerbang, membentuk tulisan melayang di udara:


“Kunci masuk bukanlah benda, melainkan... jawaban. Temukan teka-teki, pecahkan rahasia, dan gerbang akan terbuka.”


Mira langsung semangat. “Yes! Akhirnya yang pinter bisa pamer!”


Doni manyun. “Yah, gue bagian ngabisin camilan aja nih.”


Tiba-tiba, ubin di depan mereka berpendar, dan satu teka-teki muncul:


> "Aku adalah sesuatu yang jika kamu ambil, justru bertambah. Siapakah aku?"




Rizqi berpikir keras, “Kalau diambil tapi tambah banyak? Apaan tuh?”


Alira menjawab cepat, “Langkah!”


Tiba-tiba, satu lubang kunci menyala, dan suara klik! terdengar dari dalam gerbang.


“Benar!” seru TIKTOKO.


Mereka terus menjawab teka-teki demi teka-teki:


“Aku punya tangan tapi tidak bisa menepuk.”

Mira menjawab: “Jam!”


“Aku hanya bisa naik, tidak pernah turun.”

Doni—setelah lima menit mikir sambil garuk kepala—jawab: “Umur?”


“Punya mata tapi tak bisa melihat.”

Rizqi jawab: “Jarum!”



Setiap jawaban yang benar menyalakan satu lubang, dan perlahan… gerbang mulai terbuka.


Akhirnya, begitu teka-teki ke-10 terjawab, seluruh gerbang bersinar. Batu-batu besar itu bergetar, dan terdengar suara lembut dari balik dinding:


“Selamat datang di Kota Puzzle, tempat logika bertemu imajinasi.”


Pintu terbuka perlahan, dan dari baliknya, cahaya warna-warni memancar.


Mereka masuk... dan di hadapan mereka, terbentang sebuah kota aneh dengan bangunan berbentuk teka-teki silang, tangga melayang di udara, dan mobil yang hanya bisa jalan kalau pengemudinya menjawab kuis dulu.


Mira berseru, “Oke ini seru banget!”


Lihat selengkapnya