Bagian 1: Gerbang Ingatan yang Terlupa
Angin yang aneh menyambut Rizqi, Alira, Doni, dan TIKTOKO ketika mereka melangkah melewati pintu keluar Pasar Bayangan. Di depan mereka terbentang sebuah kota unik: bangunannya berbentuk potongan puzzle raksasa yang seakan tak pas dan terus bergerak mencari tempatnya masing-masing.
“Selamat datang di Kota Puzzle,” ujar TIKTOKO, matanya menyipit, “tempat di mana kenangan, pikiran, dan logika tak selalu sejalan.”
---
Teka-Teki Pertama: Gerbang Ingatan
Untuk memasuki kota, mereka harus melewati Gerbang Ingatan, yang dijaga oleh patung raksasa dengan tiga wajah: anak kecil, orang dewasa, dan orang tua.
Tiba-tiba patung itu berbicara:
> “Sebutkan satu kenangan yang ingin kau ingat selamanya,
satu yang ingin kau lupakan,
dan satu yang belum pernah terjadi tapi sangat kau harapkan.”
Ketiganya diam. Lalu, Rizqi maju duluan.
Yang ingin diingat: “Waktu aku naik sepeda bareng ayah.”
Yang ingin dilupakan: “Saat aku dimarahi guru karena lupa PR.”
Yang kuharapkan terjadi: “Bisa pergi ke luar negeri bareng keluarga.”
Patung tersenyum dan gerbang terbuka… tapi bukan untuk semuanya.
---
Jalan yang Terpisah
Begitu Rizqi masuk, dinding puzzle muncul dan memisahkan mereka!
TIKTOKO berteriak, “Tenang! Ini bagian dari ujian! Kota Puzzle akan menguji pikiran dan perasaan kalian satu per satu!”
Rizqi kini berada di lorong penuh potongan puzzle yang beterbangan. Di setiap sisinya ada layar yang menampilkan kenangan—beberapa nyata, beberapa palsu.
---
Ruangan Logika: Teka-Teki Waktu
Rizqi memasuki ruangan penuh jam. Di tengah ruangan, ada jam pasir besar yang terbalik, dan papan teka-teki:
> “Aku berjalan tanpa kaki,
menelan semua yang hidup,
dan tak bisa dihentikan.
Siapakah aku?”
Rizqi berpikir keras. Tiba-tiba pasir dari jam mulai jatuh dan mengubur kakinya perlahan.
> “Jawabannya... waktu!”
Jam pasir berhenti, dan ruangan berubah menjadi taman hijau penuh cahaya.
Tapi hanya sebentar… karena ujian selanjutnya sudah menanti.
Bagian 2: Peta yang Tak Pernah Lengkap
Rizqi berdiri di tengah taman yang terbentuk dari jam waktu yang baru saja ia pecahkan. Namun, suasana berubah cepat—taman itu retak menjadi kepingan, dan tanah di bawahnya runtuh perlahan.
PLAK!
Ia jatuh ke lorong gelap… dan mendarat tepat di ruang peta aneh. Di dalamnya, ada sebuah peta raksasa Kota Puzzle terbentang di dinding. Tapi anehnya, banyak bagian yang hilang seperti potongan yang dicuri.
Di samping peta berdiri seorang wanita tua mungil dengan jubah warna-warni. Wajahnya penuh keriput, tapi matanya bercahaya seperti anak kecil.
“Aku Nek Lokmi, penjaga ingatan yang tercecer. Peta ini... tak akan lengkap sebelum kau temukan tiga bagian hatimu yang tersembunyi.”
---
Misi Baru: Tiga Fragmen Hati
Nek Lokmi menunjuk tiga tempat berbeda di peta yang berkedip pelan:
1. Ruang Tertawa yang Hilang