Setelah istirahat aku dan teman sekelas yang perempuan melanjutkan latihan paskibra. Hari ini cuaca cukup terik. Sehingga kami sangat kelelahan, sampai akhirnya para guru dan kakak yang melatih sepakat agar latihan hanya sampai bel pulang sekolah berbunyi. setelah bel kami diminta untuk berbaris untuk pembagian tugas upacaranya. Seperti yang kuduga tesya menjadi pemipin upacara, trivena, ivana, dan mega menjadi pembaca UUD, pancasila, dan Doa. Namun aku terkejut saat aku diminta untuk menjadi pemimpin paskibra.
“kriiing.....!” suara bel tanda pulang sekolah.
“semuanya berbaris dulu yah baru boleh pulang.” Kata Nadia.
Kami pun berbaris lagi. Dan bertanya-tanya ada apa.
“jadi kita udah sepakat untuk pembagian tugas. Karena waktunya sudah 2 minggu lagi sebelum hari H. Kita akan memulai latihan formasinya besok.” Kata pak Pi’i
“ohh..” kata kami baru mengerti.
“tesya kamu yang akan menjadi pemimpin upacara.” Kata pak pi’i sambil melihat kertas pembagian tugas.
“siap!” kata tesya lantang.
“trivena membaca pancasila, ivana UUD, dan mega yang membaca doa.” Kata pak pi’i lagi
“dirigentnya latifah, mc nadia” kata pak pi’i melanjutkan.
“yang membawa bendera yaitu chika, eliza, lusi Dan sisanya paskibra, karena yang namanya paskibra pasukannya banyak jadi ada pemimpinya. kami meminta cyndi yang menjadi pemimpin paskibranya.” Kata pak pi’i yang membuat semua orang melihat kearahku.
Aku yang sedang sibuk menyelamati tesya yang berada disamping. Baru sadar kalau namaku habis disebut sebagai pemimpin paskibra.
“selamat yah tes!” kataku menyemangati.
“cyn.. denger tuh kata pak pi’i.” Kata tesya mengingatkan.
“eh.. ?!” kataku terkejut.
“jadi cyndi karena kamu dipercaya sebagai pemimpin pakibra, kamu harus lebih banyak latihannya dan suara kamu harus lebih keras supaya bisa didengar sama pasukan kamu. ngerti?” kata pak pi’i melanjutkan.