Sebulan kemudian setelah menjalani ujian kenaikan kelas kami akhirnya naik kekelas dua. Karena Agung anak kelas 3, Agung pun lulus dan melanjutkan sekolahnya. Boni mungkin lebih terpukul karena tidak berani mengungkapkan perasaannya sebelum Agung lulus. Sikap Boni benar-benar dingin kesemuanya. Entah denganku nantinya meski Robin masih lanjut kekelas tiga dan aku juga gak berani mengungkapkan perasaanku tapi setidaknya aku masih melihat Robin disekolah. Setidaknya aku masih semangat pergi sekolah untuk melihat Robin setelah yang terjadi waktu itu. Setelah melewati hari libur kenaikan kelas yang membosankan selama sebulan. Akhirnya tiba hari dimana kami masuk sekolah. Aku semangat bangun pagi untuk bertemu dengan Robin. Berbeda dengan ku Boni terlihat malas sekali kesekolah. Aku berangkat duluan dari pada Boni. Aku ingin segera bertemu dengan Robin, aku ingin tahu seperti apa sikapnya sekarang kepadaku. Semoga aja sikapnya bisa kembali seperti dulu. Saat aku kesekolah aku berjalan melewati kantin dan parkiran. ada suara motor yang cukup berisik masuk keparkiran. Aku melihat dari luar pagar sekolahan . Ada orang dengan motor satria , jaket hitam dan helm hitam yang baru memarkir motornya disana. Aku tidak tahu dia siapa apakah murid baru atau bukan namun jantungku berdetak kencang. Saat dia membuka helmnya ternyata itu Robin. Aku bingung bukannya rumah Robin tinggal diperumahan ini juga? Kenapa sekarang dia bawa motor? Dan dia juga gak bareng temannya. Sebelumnya aku mengira guru baru yang membawa motor itu. Namun ternyata robin. Aku buru-buru masuk ke gerbang sekolahan agar bisa berjalan dibelakangnya. Akhirnya aku bisa menyusulnya. Punggung lebarnya yang terlihat hangat. Benar-benar aku sangat merindukannya. Rasanya ingin memeluknya dari belakang namun aku tidak berani. Yaiyalah main peluk orang didepan sekolah mau bikin masalah aja akunya. Aku hanya bisa menatapnya dari belakang. Tiba-tiba ada yang memanggil Robin.
“Robin hoii! Tungguin gue!” katanya yang ternyata teman dekatnya Robin. Tiba- tiba Robin berbalik badan dan terkejut melihatku yang ada dibelakangnya. Dia melihatku sesaat, lalu berlari melewatiku untuk jalan bareng temannya itu.
“hoi.. !" katanya membalas panggilan temannya.