Namun sejak LDKS itu aku lihat Andrea semakin agresif. Mungkin karena Andrea susah untuk dibilangin akhirnya Robin dan teman-temannya membiarkan Andrea ikut nongkrong diwarung depan sekolah. Aku cemburu melihat Robin yang sedang dimotor membiarkan Andrea duduk dibelakangnya saat pulang sekolah. Entah mereka sudah berpacaran atau tidak. Tapi sepertinya tidak ada rumor seperti itu. Setelah minggu akhirnya aku pasrah saja. Aku sendiri tidak punya keberanian untuk seagresif itu seperti Andrea.
Aku sering bermimpi tentang Robin. Dia terlihat cuek dimimpi- mimpiku. Itu membuatku sedih. Namun saat malam minggu. Hari dimana sekolah libur karena paskah. Malam itu hujan turun cukup deras. Aku sedang sedih menyendiri dikamar, mengantuk mendengar rintikan hujan dan udara yang cukup dingin. Meski jam tidurku masih lama. Ditidurku itu aku bermimpi. Saat itu habis turun hujan. Aku diminta Ibuku untuk berbelanja keminimarket. Saat aku keluar, jalanan cukup berkabut karena hujan tadi. Aku berjalan kaki melewati sekolahku. Tiba-tiba ada yang menghampiriku. Karena cukup berkabut aku tidak bisa melihat jelas siapa orang itu. Saat sudah mendekatiku ternyata dia Robin. Dia langsung menggengam tanganku.
“ikut aku yuk!” katanya terburu-buru dan langsung menarik tanganku. Aku kaget dan hanya pasrah ditarik olehnya. Aku gak tau dia mau bawaku kemana karena kabut ini pandangan tak terlihat. tapi saat sampai ternyata aku sudah ada didepan warung depan sekolah. Dia mengajak ku masuk untuk bertemu dengan teman-temannya. Tiba-tiba dia memberitahu keteman-temannya kalau aku ini pacarnya.
“eh kenalin ini pacar gue" kata Robin tiba-tiba sambil merangkul pundakku. Aku kaget dan melihat dia yang tiba-tiba bilang begitu. Teman-temannya tidak percaya dan tertawa mendengarnya.
“ah bohong lo, masa orang lagi lewat tiba-tiba lo akuin pacar” kata temannya gak percaya sambil tertawa. Tiba-tiba Robin menghadapku dan memegang kedua tanganku dan bertanya.
“kamu mau kan jadi pacarku?” kata Robin tiba-tiba. Aku yang masih tetap melihatnya semakin terkejut dan menganggukkan kepalaku mendengarnya. Lalu dia menciumku dan memelukku sambil berkata.