Hari-hari berlalu sangat kelabu buatku setelah kepergiannya. Boni yang melihatku tertidur dikamar lalu terbangun dan menangis mulai bertanya padaku kenapa
“cyn lo kenapa tiba-tiba tidur bangun-bangun nangis” tanya boni
“robin itu orang yang gue suka bon selama ini.” Kataku sembari menangis.
“masa sih? kok lo gak pernah cerita ke gue?” kata boni.
“kan lo ga pernah nanya.” Kataku mulai mencoba agar lebih tenang.
“gue kira lo suka sama angga.” Kata boni.
“dulu, tapi pas tau chika juga suka gue berhenti.” Kataku
“oh.. yang sabar yah cyn..” kata boni yang mencoba menenangkan.
Aku pun kembali bersandar dikasur lagi.
Besoknya aku berangkat kesekolah dengan perasaan lelah karena semalaman menangis tanpa henti. Aku melihat kembali tempat parkiran motor dan mulai termenung mengingat robin lagi. Aku berharap semua yang terjadi pada robin hanyalah mimpi yang buruk dan aku masih belum terbangun dari mimpi itu. Saat akan bel masuk andrea datang. Aku lihat andrea terlihat biasa saja. Seperti tidak terjadi sesuatu kemarin. Bahkan dia sudah mulai bisa bercanda dengan teman yang lainnya. Aku kesal melihatnya!
Saat pelajaran aku tidak bisa konsentrasi. Aku hanya memandang keluar jendela berharap robin tiba-tiba datang. Aku terus mengenang robin dimana pun disekolah ini. Saat diperpustakaan, saat dimading, saat lorong depan ruang kepala sekolah semuanya, penuh dengan kenangan tentang robin. aku benar-benar terlihat lesu. Boni dan nila yang mengetahui perasaanku terus menyemangatiku. Namun aku belum bisa seperti biasanya lagi.
Besoknya aku dan boni datang lebih pagi, disana sudah ada grandy dan moris yang duduk dibangku boni yang berada dibelakang bangku ku. Mau gak mau boni duduk disampingku . Saat kami datang grandy mulai mencari masalah dengan terus menghina kami. Boni pun mulai terpancing amarah mendengar ocehannya. Aku mencoba menenangkan boni. Namun lama kelamaan yang biasanya aku cuek mendengar kata-kata orang , tapi kali ini tidak. saat ini perasaanku sedang tidak bagus, sehingga aku mulai terpancing mendengar ketika grandy menghina ibu dan ayahku. Aku mulai terbangun dari bangku ku dan berbalik menonjok wajah tampan grandy. Seketika grandy menangis, dan mengancam akan mengadukan keguru dan orang tuanya. Temannya yang melihatnya seperti akan ketawa namun tidak jadi.