Saat bel istirahat berbunyi anak-anak mulai berhamburan turun ke kantin. Termasuk Robin dan temannya. Aku melihat Robin melewati kelasku bersama temannya itu, saat aku masih didalam kelas.
Buru-buru aku keluar untuk melihat Robin yang akan turun kekantin. saat dia akan menuruni tangga. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku cukup keras.
"Hayooo!! Lo lagi ngeliatin siapa Yoo!! Jangan-jangan gebetan yah.." katanya yang hampir membuat jatungku copot.
"Astagfir!! Huuuh.. elo tes.. bikin kaget gue aja Lo!" kataku sedikit kesal.
"Lagi dari tadi gue liatin Lo kayak orang aneh. Ngeliatin siapa sih hah? Hah?" Kata tesya penasaran. Sambil celingak celinguk mencari sosok yang aku lihat dari tadi.
"eh.. bukan siapa-siapa. tadi ngeliat cicak lagi joget aja" kataku coba mengalihkan dengan sentuhan lawakan yang gak banget.
"apa deh Lo gak jelas banget, nyok temenin gue kekantin." kata tesya sambil merangkul tangan ku.
"Yah.. uang jajan gue ketinggalan dirumah kecuali Lo mau jajanin, boleh?" kataku berusaha agar tidak jadi diajak kekantin.
"Hayuuk, siapa takut!" Kata tesya merasa ditantang.
"Yah.. ntar deh tes, gue belom pengen jajan." Kataku akhirnya.
"Yah yaudah deh.. kalo gitu gue kekantin yah." Kata tesya.
"Oh iya, kalau lagi ngeliatin gebetan jangan ketara banget kali." Lanjut tesya sambil tertawa dia pun berlalu.
Kata-kata tesya membuatku kaget dan malu sendiri.
"Astagfir .. sebegitu kelihatankah tingkahku beberapa hari ini?" Kataku yang semakin memikirkannya semakin membuatku malu.
Sebenarnya aku sendiri merasa aneh dengan tingkahku ini. Perasaan ku cukup kuat menyukai Robin namun aku tak mampu mendekatinya bahkan menyatakannya. Sehingga terjadilah tingkah-tingkah aneh ini. Sebenarnya wajar gak sih?
Bisa dibilang aku itu cupu, cupu dalam segala hal.. Aku takut ketika aku mencoba untuk menyatakannya dia akan menolakku. Dan aku mulai bersedih lagi. Aku merasa sendirian lagi meski ada orang-orang disekelilingku. Namun aku merasa sendiri seperti biasanya.
Aku juga takut dengan kedua orangtuaku. Mereka sering memperingati kami agar tidak ada yang namanya berpacaran saat masih sekolah.
"Gak ada yah masih sekolah coba pacar-pacaran. Kalau ketahuan bakal mama langsung nikahin nanti." Kata ibuku yang sering terngiang saat aku dikamar memikirkan Robin.
Kata-kata nya membuatku jadi berpikir berkali-kali untuk dekat dengan orang lain, apa lagi dekat dengan seorang cowok.
Sekarang Aku masih menunggu Robin kembali kekelasnya. Aku takut aku terlihat grogi kalau sampai aku bertemu dia dikantin untuk itu aku tidak pernah pergi kekantin saat Robin sedang kekantin. Biarlah aku sendiri yang melihatnya dari jauh.
Saat aku menunggu dia kembali kekelas tiba-tiba aku kebelet ketoilet. Aku pun pergi ketoilet. Namun Saat aku akan keluar dari toilet aku menabrak seseorang.
"Bruuuk!!"