Esoknya saat Robin dan temannya baru saja kembali dari kantin dan sedang berjalan dilorong. aku berniat untuk mencoba berjalan melewatinya. setidaknya aku tidak ingin dianggap aneh lagi oleh mereka terutama Robin.
Namun saat aku lakukan..
oh.. tidak! Aku melihat Robin yang melihat ku dengan tatapan tajamnya. Hatiku tiba-tiba lemas karena jantungku yang berdegup kencang. Buru-buru aku balik badan dan masuk ke perpustakaan. Kaki ku lemas dan membuatku jatuh didepan pintu perpustakaan. Aku mengingat lagi mata tajamnya saat melihatku tadi, Muka ku mulai memerah lagi. Aku yakin aku terlihat aneh lagi dimata Robin, namun apa daya aku masih belum terbiasa sama perasaan yang aku rasakan ini, ini pertama kalinya buat ku. Tanpa ku sadari banyak mata yang melihat aneh padaku yang sedang terduduk dilantai. Sampai akhirnya aku menyadarinya saat Bu Titin memanggilku.
“Cyndi.. kamu kenapa? Kok dudu dibawah?” kata Bu Titin yang terihat cemas namun mengagetkan ku.
“eh iya bu lemas saya..” kataku terkejut, namun masih sulit untuk bangun, karena membayangkan tatapan Robin tadi.
“hah! Lemas kamu sakit? Sini Ibu antar ke UKS yah?” kata Ibu Titin sembari beranjak dari kursinya.
Aku yang terkejut buru-buru berdiri dan mencoba membersihkan rokku yang sedikit berdebu.
“ah.. enggak kok bu.. belum sarapan pagi saja. Hehehe.. ” kataku berbohong. Saat aku melihat kesekeliling aku baru sadar kalau banyak yang melihatku, sehingga membuatku sedikit gugup sekaligus malu.
“oh yaudah.. kalau gitu kamu buru-buru ke kantin gih sebelum bel, udah jam segini loh.” Kata Bu Titin mengingatkan.
“iya Bu, hufft...” Kataku sambil menghela nafas. Namun saat aku membalikan badan ..
“eh..!!” kataku terkejut, ternyata ada Robin dan temannya sedang berdiri dibelakang ku.
Aku amat terkejut saat melihatnya, sesaat kemudian aku berusaha melewati Robin yang berdiri disela pintu sehingga sedikit menghalangi jalan keluar dari perpustakaan tanpa pikir panjang. Saat aku melewatinya, wah.. tubuhnya sangat wangi, baru pertama kali aku sedekat ini dengannya.. Aku pun berlari menuju kantin. sembari berlari Aku teringat Robin saat diperpustakaan tadi.
“sejak kapan Robin ada di depan pintu perpustakaan yah? Apa benar saat aku masih duduk dilantai tadi? Kalau benar dari aku terjatuh, aduh.. Aku pasti benar-benar tidak bisa menatapnya lagi!” Pikirku dalam hati.
Saat sampai di kantin ada yang menepuk pundak ku cukup kencang. Aku yang sedari tadi melamun memikirkan hal tadi sampai latah dibuatnya.
“eh mama.. eh mama..!!” kataku latah.
“hehehe ngelamun aja lo dari tadi.” Kata orang itu yang ternyata agung.
“ih ngapain sih mukul-mukul!” kataku kesal.
“sorry-sorry.. kembaran lo mana?” kata Agung.
“tau deh.. paling diperpus” kataku kesal.
“oh.. kok jarang kekantin sih?” kata agung.