"Kau masih marah?" Tanyaku yang tidak mendapatkan respon apapun dari adik yang menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Baiklah, aku akan tidur. Kalau waktunya main bangunkan aku." Ujarku merebahkan tubuhku di atas kasur tingkat ini.
"Kak, Robo! Bangun! Ayo main!" Teriaknya membangunkan sistemku.
"Ya, mau main apa?" Tanyaku yang masih sibuk mengaktifkan sistem-sistem dalam tubuhku.
"Ayo kita pergi ke taman!" Ucapnya antusias.
"Ya, baiklah. Ayo."
Kami beranjak keluar dari kamar dan bergegas menuju taman.
Sesampainya disana suasana taman sudah cukup ramai dipadati oleh orang-orang yang ingin menghabiskan sore mereka dengan berolahraga, membaca buku, bermain atau hanya sekedar bercengkrama dengan orang lain.
Disana juga terdapat beberapa pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya baik berupa makanan maupun minuman.
Cuaca juga sangat bagus sore ini, matahari bersinar terang memberikan kehangatannya pada bumi ini tanpa ada sedikitpun awan yang menghalangi.
Anak-anak terlihat begitu bahagia bermain bersama teman-teman dan keluarganya.
"Kak, ayo beli es krim!" Ajak adik menarik-narik tanganku.
"Pak, es krim rasa cokelatnya dua!" Pintanya.
"Terimakasih." Ucapnya menerima dua es krim cokelat itu dari sang pedagang.
"Ini uangnya, pak. Terimakasih." Ucapku memberikan beberapa lembar uang kertas yang keluar secara otomatis dari tanganku kepada pedagang itu.
"Wow. Kau Android yang dibicarakan orang-orang itu ya?" Tanya pedagang itu takjub dengan trikku.
"Ah? Iya." Ucapku kikuk.
"Wow ... Lihat dirimu. Kau benar-benar mirip manusia. Aku yakin tidak akan ada yang menyadari kalau kau itu robot jika tidak melakukan hal seperti tadi."
"Hehe."
"Kau salah paman. Kak Robo itu tidak seperti manusia biasa dia itu sangat hebat dan pintar. Dia langsung paham dengan sesuatu yang baru hanya dengan sekali lihat." Terang adik memakan es krim cokelatnya dengan belepotan.
"Wow, benarkah?" Ucap pedagang itu tak percaya.
"Hebat kan?"
"Tidak, biasa saja." Ucapku.
"Hei, lihat semuanya! Anak ini adalah Android itu!" Teriak pedangan itu memanggil semua orang yang ada disana untuk berkumpul dan menontonku.
"Apa? Benarkah?" Apa benar dia itu Android? Meragukan. Sepertinya dia cuma anak biasa. Ya, dia terlihat seperti anak yang lainnya." Mereka semua mulai berkumpul dan memandangiku dengan tatapan-tatapan aneh mereka dengan bibir yang tak henti-hentinya berkomat-kamit selama beberapa menit.
"Hei, nak. Siapa namamu tadi?" Tanya pedangan itu.
"Robo." Jawabku singkat.
"Robo?"
"Ya."
"Tunjukan trikmu seperti tadi kepada mereka, nak." Suruh pedagang itu.
"Untuk apa?" Tanyaku tidak mengerti.
"Untuk menunjukkan kepada mereka siapa dirimu sebenarnya." Ucapnya meyakinkan.
"Ya, kak Robo. Lakukan! Lakukan!" Desak adik yang sudah menghabiskan dua es krim cokelatnya.
"Apa? Apa yang akan dia lakukan? Ya, apa? Mencurigakan." Suara-suara itu mulai memenuhi sistemku tanpa henti sedikitpun.
"Baik." Ucapku mengeluarkan beberapa lembar uang dari tanganku seperti saat aku membayar tadi.
"Wooow ...." Mereka semua terlihat takjub akan hal itu.
"Hebat, kau benar-benar Android."
"Lakukan lagi!"
"Ya! Lakukan lagi!"
"Lagi! Lagi! Lagi!"