Robot Jahat

Dirman Rohani
Chapter #6

Apa Maunya Teuga?

Merakit robot selama dua hari libur kemarin sungguh hari yang melelahkan, dan pada malam ini dalam kamarnya, sebelum tertidur, ingatan Andi terbawa lagi ke masa kanak-kanak, pada hari peluncuran pesawat penjelajah, waktu itu kakeknya berjanji, "Jika belum menemukan rumah baru, kami tidak akan pulang!"

Bukan pesawat penjelajah yang menarik perhatian anak kecil delapan tahun itu, bukan pula pada pesona suara lantang dan postur tinggi kakeknya. Yang menyebabkan ia senang sekali berada di sana adalah kehadiran anak-anak seusianya. Kata ibunya, ia akan berteman dengan mereka pada suatu hari nanti dan ibunya benar, sekarang mereka adalah teman-temannya di sekolah. Namun, sungguh kenyataan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, buku kuno dalam perpustakaan bawah tanah di rumahnya ternyata lebih banyak jumlahnya daripada teman-temannya itu.

***

Hari-hari terus berganti. Sebelum berjumpa hari libur berikutnya Sabtu dan Minggu, setiap Jum’at sebagaimana biasanya, setelah jam istirahat pertama, semua murid boleh berbincang-bincang tentang apa saja dengan wali kelas, tentang tugas merakit robot juga. Ayo bersama-sama menemukan solusi dan menyelesaikan segala permasalahan, masih di pintu kelas kerap Bu Yanti berkata demikian, dan Teuga langsung mengacungkan tangan untuk bertanya, “Bagaimana kalau ada yang merakit robot di luar sekolah, Bu?”

Bu Yanti menatap Teuga sesaat, lalu kembali sibuk ke komputer di atas meja lalu bertanya balik, “Ada kendala dengan robot kalian, Teuga?”

“Kelompok Andi tidak merakit robot mereka di Bengkel Material. Itu kan curang, Bu!” tuduh Teuga. Mungkin karena Bu Yanti mengabaikan pertanyaannya tadi, ia tidak puas dan langsung membuat pernyataan seperti itu.

“Kalau kalian mau merakitnya di rumah masing-masing, bagus juga,” kata Bu Yanti sambil menyentuh monitor komputer—memeriksa sesuatu mungkin. “Ini baru tugas awal untuk melatih kegigihan kalian. Berjuanglah demi mencapai suatu tujuan.”

Teuga terdiam. Sebenarnya ia sudah tahu tidak ada larangan merakit robot di luar sekolah. Dulu Bu Yanti sudah membacakan semua peraturan dan harus mereka patuhi: di hari libur sekolah, selain di Bengkel Material, merakit robot boleh di mana saja, robot bermanfaat bagi kehidupan manusia, dan semua komponen serta materialnya ramah lingkungan. Andi yakin semua murid di kelasnya pastilah masih ingat dengan penjelasan Bu Yanti kala itu. Ia mendongkol kepada Teuga. Apa maunya dia!

Ternyata permasalahan dengan Teuga belum berakhir. Berimbas menjelang petang pada saat jam olahraga. Baru di menit-menit awal mereka berlatih futsal, Hendra bertengkar dengan Teuga. Hendra tersulut emosinya karena ketika Andi mengiring bola, kakinya dijegal keras oleh Teuga. Tak pelak, keduanya mendapatkan kartu merah dari pelatih dan harus keluar dari lapangan; tidak boleh bermain selama empat menit. Ketika diperbolehkan masuk lapangan kembali, hal yang sama lagi-lagi dilakukan Teuga saat bola sedang di kaki Andi, lalu kembali terjadi ribut mulut dengan Hendra. Akhirnya Teuga dan Hendra dihukum tidak boleh bermain hingga akhir sesi latihan hari ini. Keduanya hanya bisa pasrah dan berjalan tertunduk menuju bangku panjang pemain di pinggir lapangan. Lima menit kemudian, Andi digantikan pemain lain, konsentrasinya memang tidak lagi di lapangan. Di samping Hendra, ia terlihat mengusap keringatnya dengan handuk kecil sambil mengatur napasnya yang masih terengah-engah. Di bangku panjang pemain lainnya di sebelah mereka tidak terlihat lagi Teuga, mungkin ia pergi menyaksikan teman-teman lain bermain bulu tangkis dan pingpong.

“Ada apa dengan Teuga, Dra? Biasanya dia main bagus.”

“Mungkin persoalan merakit robot.”

“Kenapa jadi masalah yang serius ya, Dra?”

Hendra memberikan sebotol minuman ke temannya itu. “Deni,” tunjuknya, ia kemudian menyusul Deni yang baru selesai latihan pingpong.

"Dra, tunggu!" Andi langsung mengejarnya.

Lapangan futsal, pingpong, dan bulu tangkis berada dalam satu gedung yang besar ini. Cempaka dan Rara memilih bermain bulu tangkis di lantai dua. Dan tidak lama kemudian jam olahraga berakhir. Mereka pun kembali ke kelas dan sedang dinanti Pak Bob, ada ulasan hasil latihan hari ini yang akan disampaikannya.

Lihat selengkapnya