Seperti biasa, hari minggu adalah jadwal quality time keluarga dan bersih-bersih rumah untuk Rayan sekeluarga. Pagi-pagi, mereka sudah bersiap dengan kaos olahraga dan traning untuk melakukan olahraga pagi. Biasanya, Rayan hanua bersama Gretta, sedangkan Hira dan Calla akan menunggu di rumah. Tapi kali ini, mereka berempat sepakat untuk ikut lari pagi bersama.
"Ayah, nanti beli nasi kuning pojok ya!" seru Gretta yang sedang memakai sepatunya.
"Woke! Beli es krim juga ya!" balas Rayan semangat.
"Iyaaa, mau banget!" kata Gretta tak kalah semangat. Setelah selesai memakai sepatunya, gadis yang baru berusia 12 tahun itu menghampiri ayahnya yang sedang melakukan pemanasan.
"Kak Calla mana? Kok belum keluar?" tanya Rayan yang hanya melihat kedatangan anak keduanya.
"Masih bantuin Ibun di dapur kayanya. Nggak tahu tuh!" balas Gretta.
"AYAAAH!" Belum sempat Rayan kembali bertanya, anak gadisnya sudah datang dengan sepatu olahraganya. Di belakangnya, sang istri, Hira, juga sama menggunakan sepatu olahraga dan siap untuk lari pagi.
"Berangkat sekarang yuk, keburu matahari terbit nanti panas," ajak Hira.
Kegiatan lari pagi kali ini berakhir di warung pojok sesuai keinginan Gretta. Setelah menempuh kurang lebih setengah jam perjalanan mereka memilih untuk istirahat dan sarapan sebelum kembali ke rumah.
"Aku mau lauk telur dadar kaya biasanya ya, Bun!" pinta Gretta ketika sampai di tempat.
Hira mengangguk, "Kak Calla mau apa?" tanya Hira pada sang anak sulung.
"Samain aja deh, Bun, tambah tempe gorengnya satu yah!" kata Calla yang baru saja mendudukkan diri di tepi warung.
Warung pojok ini pasti akan ramai di setiap pagi. Mulai pukul setengah 6 pagi sudah banyak orang datang untuk sekedar ngopi atau sarapan. Apalagi di hari weekend seperti ini, sudah pasti pengunjung yang datang 2x lipat lebih banyak pada biasanya. Apalagi, di hari minggu ini sudah pasti banyak orang yang lari pagi dan berakhir sarapan di sini. Selain menyediakan nasi kuning dengan aneka macam lauk pauk, warung ini juga menyediakan nasi pecel khas Blitar yang digadang-gadang memiliki bumbunya sendiri.
"Ayah, liburan ini kita kemana?"tanya Gretta tiba-tiba ketika mereka duduk lesehan di pinggir jalan dekat warung. Saking ramainya, kursi dan meja di dalam warung sudah penuh, sehingga untuk makan di tempat harus rela duduk di pinggir jalan.
"Jadi ke Jogja, kah, Yah?" timpal Calla yang sedang meluruskan kakinya.
"Maunya gimana? Ke Jogja atau yang lain?" tawar Ayah.
"Jogja aja nggak sih, Yah? Kita mau kok ke situ," balas Calla yang sejak awal setuju pergi ke kota istimewa itu.
"Ibun, gimana? Mau nggak?"
"Mau dong! Ke Gunungkidul kan?"
"Iya, ke pantai dulu baru lanjut ke pusat kotanya."
"Wahhh! Jogja ada pantai?" tanya Gretta yang baru tahu.
"Ada tau! Tapi itu daerahnya yang pegunungan gitu. Bukan di daerah kotanya kan, Bun?" jawab Calla yang sebelumnya sudah reset.
"Iyaa, ada. Nanti kita ke sana ya?"
"Mau-mau! Berangkat kapan, Bun?"
"Hmm, kalau kapan, kita liat jadwal yang cocok dulu ya?"
"Iyaa, Bun. Nunggu selesai semua kerjaan di sekolah ya? Aku masih ada classmeet dulu seminggu ke depan," jelas Calla yang memang baru selesai melaksanakan ujian akhir semester dua hari yang lalu. Tentu setelah itu dia harus mengikuti rangkaian kegiatan classmeet sebelum memasuki minggu liburan.