Roda Kehidupan

Firsty Elsa
Chapter #7

Semester Baru

Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat. Musim liburan sekolah juga sudah sampai di ujung waktu. Calla dan Gretta tentu akan kembali ke rutinitas hariannya. Calla yang kini sudah berada di tahun terakhir menjadi siswa SMA merasa bahwa waktu berjalan begitu cepat. Dua tahun lalu, dia berjuang dengan banyaknya tes ujian masuk sekolah SMA yang nyatanya bisa dilalui dengan lancar. Dia masih tidak menyangka sebentar lagi akan menjadi lulusan dari SMA favorit di kotanya. Begitu juga dengan Gretta, meski dia masih SMP, ini adalah tahun keduanya untuk belajar di SMP favorit kotanya. Gretta beruntung dapat beradaptasi di sekolahnya sekarang juga karena bantuan sang kakak sebagai alumni.

"Callaaa! Cepetan bangun, sudah jam berapa ini?!"

"Grettaaaa! Katanya mau upacara kok belum banguuunn?!"

Teriakan demi teriakan dilantunkan oleh Hira di pagi ini. Jarum jam sudah menunjukkan pukul lima pagi, tetapi kedua anaknya masih tidur di kamarnya. Belum ada tanda-tanda untuk pergi ke kamar mandi. Setelah membangunkan kedua anaknya, Hira kembali ke dapur untuk melanjutkan aktivitas memasaknya. Pagi ini dia juga menjadi hari pertamanya sebagai guru honorer di salah satu sekolah dasar dekat rumahnya. Karena selain mempersiapkan kebutuhan anak-anak dan suaminya, Hira sendiri juga harus bersiap berangkat ke sekolahnya.

Di lantai atas, dengan terburu-buru Calla beranjak dari tempat tidurnya untuk mencuri start kamar mandi sebelum didahului oleh sang adik. Menyadari bahwa ritual mandinya yang lama, Calla tentu harus lebih dulu masuk ke sana.

"Gue duluan!" serunya saat berpapasan dengan Gretta di depan pintu kamarnya.

"Ah elah! Gue kira lo udah mandi, Kak," balas Gretta dengan kesal. Dia sedikit terkejut karena kakaknya baru bangun di jam ini. Padahal biasanya Calla bangun lima belas menit lebih awal darinya. Gretta memutar balik langkahnya menuju tempat wudhu untuk melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu.

Kurang dari lima belas menit akhirnya Calla keluar kamar mandi masih dengan piyama barunya. Gadis itu segera mengambil wudhu sebelum kembali ke kamarnya untuk melaksanakan sholat subuh. "Gue udah selesai, Ta!" kata Calla saat melewati kamar adiknya.

Calla telah selesai bersiap lebih dulu dari adiknya. Setelah memakai kerudung putihnya, gadis itu mengambil ransel sekolahnya untuk di bawa turun sekalian.

"Ibun! Masak apa nih?" tanya Calla menghampiri sang ibunda yang tengah meletakkan mangkok berisi sayur sop di meja makan.

"Tolong kamu ambilin lauk sisanya di dapur, bawa ke sini ya Cal? Ibun mau mandi dulu, udah hampir jam enam ini." Bukannya membalas pertanyaan sang sulung, Hira malah meminta bantuan untuk melanjutkan kegiatannya agar dirinya bisa mandi untuk bersiap diri.

"Oke, Bun, biar aku aja yang lanjutin," balas Calla dengan tenang. Gadis itu beranjak ke dapur setelah meletakkan ranselnya di kursi ruang makan.

"Sekalian kopi sama susu itu bawa ke sini ya!"

"Okee!"

Calla membawa mangkok dan piring berisi makanan pagi ini ke meja makan secara bergantian. Dia tahu kalau pagi pasti suasana rumah akan lebih hectic dibandingkan hari libur. Seluruh keluarganya akan bekerja dan bersekolah yang sama-sama dimulai pukul tujuh pagi, kecuali nenek Amina. Bertepatan dengan Calla mengambil nampan terakhir berisi dua gelas susu dan kopi, ayah dan adiknya sudah berada di meja makan.

"Nanti Gretta bareng ayah apa sama Kak Calla?" tanya Rayan pada putri bungsunya yang sedang memakai kaos kaki itu.

"Sama Kak Calla aja, biar ayah nggak muter-muter," jawab Gretta.

"Iya, Yah, kalau berangkatnya aku bisa barenginnya," sahut Calla.

"Oke, kalau pulang nanti naik angkutan umum dari sekolah aja ya, Ta?"

"Iya, biar gampang Ibun jemputnya ngga jauh dari sekolahnya sekarang."

Setelah pembicaraan itu, ketiganya segera mengambil piring untuk sarapan pagi tanpa menunggu sang ibunda. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul enam pagi dimana Calla harus buru-buru berangkat karena jarak rumahnya ke sekolah termasuk cukup jauh. Beruntung sekolah Calla dan Gretta hanya berjarak 500 meter sehingga mereka bisa satu arah.

"Bekalnya udah ibun siapin, ini buat Calla dan ini buat Gretta. Minumnya udah ngisi belum?" tanya Hira sambil menyerahkan dua tas kecil berisi bekal makanan.

"Oh iya, botolnya kemaren aku yang cuci," kata Calla yang beranjak dari duduknya untuk mengambil botol minum dari lemari dapur.

"Sekalian dong, Kak!" teriak Gretta pada sang kakak.

Calla kembali dengan dua botol minum dengan bentuk yang sama tapi berbeda warna. Botol biru untuknya dan warna orange untuk Gretta yang masing-masing sesuai dengan warna kotak bekalnya. Setelah semua siap, dua gadis itu berpamitan untuk berangkat sekolah.

"Berangkat dulu ya, Yah, Bun!" kata Calla sambil mengambil helm di atas meja.

"Hati-hati, Cal! Jangan ngebut-ngebut bawa motornya!" pesan Hira.

"Siyaapp!"

Motor matic bewarna merah itu melaju meninggalkan garasi rumahnya dengan kecepatan sedang. Hira menghela napas pelan sebelum akhirnya kembali ke dalam rumah untuk menemui suaminya yang sama juga sedang bersiap untuk berangkat kerja.

***

Setelah upacara pagi ini, Calla dan Kiara mampir ke kantin sebelum kembali ke kelas barunya. Karena kelasnya sudah pindah, tentu saja akses menuju kantin sedikit lebih jauh dibanding kelas lama. Walaupun bedanya pun juga tidak terlalu jauh. Di kantin, Kiara membeli minuman dingin dan beberapa jajan titipan teman-temannya. Sedangkan Calla, gadis itu hanya datang ke kantin untuk menemani temannya itu.

"Lo beneran nggak beli lagi, Cal?" tanya Kiara yang melihat Calla hanya memberi dua bakpao itu.

"Enggak, ini aja emang gue beli duluan daripada kehabisan nanti siang," balasnya.

Kiara mengangguk mengerti. Setelah membayar, mereka kembali ke kelas sebelum jam pelajaran selanjutnya dimulai.

Lihat selengkapnya