Satu tahun kemudian...
Suasana SMA Negeri 1 kali ini cukup ramai dengan siswa-siswa kelas 12 yang sedang melaksanakan acara perpisahan. Perpisahan atau wisuda angkatan kali ini tidak mengundang guest star dikarenakan satu angkatan setuju untuk membuat acara sendiri yaitu malam perpisahan yang khusus untuk angkatannya saja. Setelah pagi sampai siang melewati alur wisuda secara lengkap yang digelar di GOR sekolah, malam ini adalah jadwal mereka berkumpul. Calla dan Aulia datang lebih awal dibanding teman-temannya. Calla dan Aulia duduk di kursi depan kelas, menikmati sejenak ketenangan sebelum teman-teman mereka yang lain tiba. Suasana sekolah cukup ramai karena mereka semua antusias untuk perpisahan malam ini.
Calla, dengan pasmina cream-nya duduk bersandar sambil memegang ponsel di tangannya. Ia membuka halaman grup angkatannya untuk memantau informasi kegiatan akan dimulai nanti. Aulia, yang duduk di sebelahnya, menatap lurus ke depan, menyaksikan beberapa teman-teman dari kelas lain yang mengobrol dan sesekali berpelukan. Suasana perpisahan ini mungkin akan sedikit menyedihkan bagi mereka setelah tiga tahun bersama.
“Mereka lama banget ya?” Calla berkata dengan nada santai sambil menutup layar ponselnya. Ia kemudian melirik ke arah pintu gerbang, berharap melihat sosok teman-temannya muncul di sana.
Aulia menoleh untuk menatap Calla dan tertawa kecil, “Iya, gue pikir mereka udah sampai. Biasanya Acel kan selalu on time.”
“Benar juga, tapi mungkin mereka ketemu sesuatu di jalan. Tapi kayaknya nggak apa-apa sih, masih ada waktu sebelum acara mulai,” jawab Calla sambil merapikan kerudungnya yang sedikit berantakan.
Aulia mengangguk setuju. “Gue udah nggak sabar mau nangis-nangis buat pisah sama kalian. Huft..."
Calla tersenyum lebar, meski aslinya dia sedikit sedih karena sebentar lagi akan berpisah dengan enam manusia yang selalu menghiburnya di sini “Iya, gue juga excited banget sama malam ini. Berharap nanti kita bisa memanfaatkan waktu ini sebelum kalian pada pergi!"
Mereka berdua tertawa pelan, merasa semakin sedih saat mengingat bahwa waktu mereka bersama hanya sisa sedikit. Kesunyian kembali menyelimuti mereka saat tidak ada yang melanjutkan pembicaraan. Calla memandang lurus ke depan, melihat dedaunan yang bergerak lembut tertiup angin, sementara Aulia kembali memeriksa ponselnya. Sebelum mereka sempat melanjutkan obrolan, suara langkah kaki terdengar mendekat dari luar kelas. Calla dan Aulia menoleh bersamaan, melihat Kiara, Acel, Biya, Valle, dan Jenna akhirnya muncul dari parkiran dengan senyum ceria di wajah mereka. Wajah-wajah yang telah mereka tunggu akhirnya tiba, membawa energi baru di circle mereka.
“Maaf lama, guys! Jalanan macet banget tadi!” seru Arshel dengan sedikit tergesa sambil melambaikan tangan.
Calla dan Aulia tersenyum lega melihat teman-teman mereka, “Nggak apa-apa, yang penting udah sampai,” jawab Aulia sambil memberi ruang di bangku untuk mereka duduk.
"Untung parkiran masih ada celah ya, kalau enggak gue parkir depan ruang guru dah!" curhat Biya.
"Tadi IPS 1 gue liat ada yang bawa tisu segepok gede njir? Gue heran mereka mau senangis apa dah!" kata Jenna yang sempat berpapasan dengan teman beda jurusan saat di parkiran tadi.
"Iya ih IPS 1 niat bener itu, mereka design kaos samaan juga!" sahut Valle. "Kemarin aja kaosnya gue liat pas dibagiin."
"Kelas kita? Bisa full team aja syukur! Hahahaha!" Kiara yang sudah hafal dengan tabiat kelasnya tidak heran jika mereka bisa kompak hanya di waktu awal masuk saja. Setelahnya, kembali ke fokus masing-masing.
Calla, Biya, dan Jenna berjalan menuju pintu masuk GOR, yang sudah dipenuhi oleh kerumunan siswa dari berbagai kelas. Arshel, Kiara, Aulia, dan Valle sedikit terlambat karena masih berada di kamar mandi. Malam itu, suasana terasa penuh haru namun juga antusias, dengan lampu-lampu yang gemerlap dan dekorasi yang meriah menghiasi setiap sudut.
Calla, yang mengenakan tunik biru tua dengan celana krem, berjalan di depan dengan senyum yang penuh harapan. Di sebelahnya, Biya tampak anggun dalam balutan kaos biru pastel dengan outer cream dan celana cream yang mirip milik Calla, sementara Jenna, dengan atasan biru muda strip dan kulot putih gading, tampak sedikit tegang.
“Sumpah, gue nggak nyangka akhirnya kita sampai di malam ini,” ujar Calla sambil melirik ke arah teman-teman mereka yang sudah berkumpul di barisan kelasnya.
“Gue juga, Cal,” sahut Biya sambil menata kerudungnya yang sudah rapi sejak tadi sore. “Kayak baru kemarin kita mulai sekolah, eh sekarang udah perpisahan aja.”
Jenna, yang sedari tadi terlihat lebih diam, akhirnya ikut bersuara, “Iya, gue campur aduk banget rasanya. Seneng tapi sedih juga. Gimana nanti kita nggak bareng-bareng lagi di sekolah.”