Roda Kehidupan

Firsty Elsa
Chapter #11

Ujian Akhir Semester

Beberapa bulan kemudian...

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru saja kemarin dia dinyatakan lolos seleksi mahasiswa baru, sebentar lagi musim liburan akan tiba. Musim liburan kali ini jatuh di akhir bulan Desember. Sebelum liburan tiba, tentu saja sebegai seorang mahasiswa, dia akan melewati masa ujian akhir semester untuk mengukur sejauh mana kemampuan mereka setelah berbulan-bulan mendapatkan materi, di penghujung akhir ini semua akan diujiankan.

Pagi ini, Calla sudah siap dengan kemeja putih, rok hitam, dan kerudung hitamnya. Calla berdiri di depan lift, tangannya sedikit gemetar memegang kartu ujian. Gedung kampus terasa begitu besar dan asing, meski dia sudah beberapa bulan berada di sana. Ketika menunggu pintu lift terbuka, dia mendapati Hana datang dari arah parkiran.

Hana tersenyum ketika melihat Calla. "Hei, Call! Lo mau ke ruang ujian sekarang?"

Calla mengangguk sambil memasuki lift. "Iya, gue gugup banget! Kaya mau lomba lari, tapi gue nggak tahu jalurnya."

Hana tertawa kecil, mencoba mengurangi ketegangan. "Nggak mau beli jajan dulu? Gue belum sarapan," katanya tepat bersamaan dengan terbukanya pintu lift. Namun, Calla dan Hana belum beranjak untuk masuk ke dalam lift. Mereka sejenak menepi dan membiarkan teman-teman lain masuk terlebih dahulu.

"Masih ada 30 menit sebelum masuk, gue temenin beli roti mau?" tawar Calla setelah melihat jam di tangannya.

"Emang lo udah sarapan?" tanya Hana memastikan.

Calla menggeleng, "gue masih gugup, nggak tenang kalau tiba-tiba dikasih makan."

"Kalau lo nggak makan, gue juga enggak aja deh," balas Hana yakin. "Nanti aja abis ujian kedua kita makan sama anak-anak di kantin atau di luar. Mau nggak?"

"Yakin nih? Takutnya lo nggak bisa mikir kalau nggak makan dulu, Han. Padahal nggak apa kalau lo beli roti duluan."

"Beneran! Gue nggak selemah itu juga kali, Cal!" Hana menarik lengan Calla mendekati lift lagi. "Naik sekarang aja, masuknya juga lebih awal dari jadwal kan."

Pintu lift tertutup, membawa mereka naik ke lantai atas. Di dalam keheningan lift, suara napas mereka terasa lebih jelas. Calla merasakan sedikit ketenangan dari kehadiran Hana.

"Semoga nanti soalnya nggak susah-susah amat ya," kata Calla, setengah berbisik.

Hana menepuk bahu Calla dengan lembut. "Aamiin... kita pasti bisa kok. Kalau kita udah sampai sejauh ini, yang penting tetap tenang dan fokus."

Pintu lift terbuka di lantai tujuan, dan keduanya keluar bersama, berjalan menuju ruang ujian dengan keyakinan yang perlahan tumbuh.

***

Pintu lift terbuka, dan Calla serta Hana melangkah keluar dengan langkah cepat, napas mereka masih sedikit tersenggal setelah ujian yang baru saja selesai. Wajah-wajah mahasiswa lain yang keluar dari ruangan terlihat penuh kelelahan dan kebingungan, memperjelas betapa sulitnya soal ujian tadi.

"Maksudnya apa, ya, soal nomor tiga tadi?" Hana mengeluh, suaranya terdengar frustasi. "Gue sama sekali nggak bisa nalar."

Calla mengangguk, menyadari bahwa bukan hanya dia yang merasa begitu. "Kayaknya sengaja deh itu buat menjebak kita," jawabnya sambil merapikan rambutnya yang keluar dari kerudung karena terlalu pusing mengerjakan ujian tadi.

Suara hiruk pikuk mahasiswa yang masih membahas ujian terdengar jelas di sekeliling mereka, menciptakan atmosfir yang sedikit kacau. Beberapa teman sekelas tampak berdiskusi dengan ekspresi tertekan, mencoba mengingat jawaban yang mereka tulis, sementara yang lain hanya menghela napas panjang, seolah tak ingin lagi memikirkan soal tadi.

Ketika mereka tiba di taman, Calla dan Hana melihat Thalita, Bithara, dan Amaya duduk di bangku yang teduh di bawah pohon besar. Ketiganya tampak tidak kalah frustasi.

"Beneran, ini ujian paling gila!" seru Thalita begitu melihat mereka datang.

"Gue juga anjir?! Apalah itu yang essay gue cuma bisa ngarang bebas!" sahut Hana dengan nada kesalnya.

Lihat selengkapnya