Roda Kehidupan

Firsty Elsa
Chapter #12

Wonderland Safari Park

Pagi itu, sekitar pukul sepuluh pagi, Calla dan teman-temannya tiba di Wonderland Safari Park dengan penuh semangat. Mereka disambut oleh pemandangan gerbang besar yang dihiasi patung hewan-hewan eksotis, menandakan dimulainya petualangan mereka. Suara burung berkicau dan angin sepoi-sepoi menambah suasana pagi yang menyenangkan.

“Ini lebih besar dari yang gue bayangin!” ujar Thalita dengan antusias, sambil memotret pemandangan di sekitar mereka.

“Gue paling excited buat ke rumah hantu nanti,” Amaya menimpali, matanya berbinar penuh antisipasi.

Namun, Calla justru tertarik dengan kebun binatang. "Gue penasaran sama hewan-hewannya, apalagi katanya di sini ada harimau putih," katanya sambil menunjuk peta yang mereka pegang.

Mereka memutuskan untuk menyusuri kebun binatang terlebih dahulu.

“Kalian lihat monyet tadi? Ngegemesin banget!” seru Bithara sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah kandang monyet. “Kalau gue punya peliharaan kayak gini di rumah, pasti tiap hari gue ajak ngobrol.”

“Gue malah suka sama zebra,” Hana ikut berkomentar. “Garis-garis di badannya unik banget, nggak sih?”

Mereka tertawa dan terus berjalan, sesekali berhenti untuk berfoto bersama hewan-hewan yang ada. Namun, tak lama kemudian, awan gelap mulai menggantung di langit, dan gerimis pun mulai turun.

“Kayaknya bakal hujan gede, deh,” Amaya memperingatkan sambil melihat langit.

“Ya ampun, baru juga mulai!” Thalita mengeluh.

Mereka memilih menuju area kantin yang sudah dipenuhi pengunjung lain juga. Mereka sedikit terlambat sehingga membuat baju-bajunya setengah basah. Apalagi Bithara, rambut panjangnya terpaksa harus basah, padahal dia sudah susah payah mencatoknya.

“Makan popmie dulu aja, biar nggak dingin,” usul Calla sambil menuju ke kios kecil yang menjual mie instan.

Sambil menunggu hujan reda, mereka duduk di bangku kantin, menikmati semangkuk popmie hangat. Suara hujan yang turun di atap kantin menciptakan suasana tenang, kontras dengan hiruk pikuk yang mereka alami sejak pagi.

“Hujan kayak gini bikin kita jadi mellow, ya,” Hana berkata sambil tersenyum.

“Bener, sih,” jawab Bithara sambil menyeruput mie-nya. “Tapi semoga nanti hujannya cepat reda, masih banyak wahana yang belum gue coba.”

"Iya tau, jangan sampe tiket kita terbuang sia-sia deh!" sahut Hana smabil mengaduk mie-nya.

"Rambut lo nggak papa, Bith?" tanya Amaya, karena hanya Bithara yang tidak memakai kerudung di antara mereka berlima.

"Apa-apa sih, tapi biarin lah! Kebayar sama serunya di sini!" balas Bithara dengan tenang,

Setelah beberapa saat, hujan mulai mereda, meskipun masih tersisa gerimis. Mereka memutuskan untuk membeli jas hujan plastik agar bisa melanjutkan petualangan tanpa khawatir basah. Dengan jas hujan berwarna-warni, mereka melanjutkan perjalanan wisata.

Wahana pertama yang mereka coba setelah hujan adalah roller coaster. Mereka berteriak sepuasnya saat kereta meluncur di rel yang berliku-liku, perasaan takut dan senang bercampur menjadi satu.

“Ini gila banget!” teriak Amaya saat roller coaster mulai menanjak tinggi.

"Anjir sumpahhh!" Hana mulai ketakutan kala roller coaster melaju lebih cepat dan membuat semua penumpangnya berteriak histeris.

Setelah selesai dua putaran, mereka memilih turun dan berhenti sejenak sebelum memilih wahana selanjutnya.

"Mual banget anjir!" pekik Amaya sambil memegang perutnya.

Lihat selengkapnya