Roda Kehidupan

Firsty Elsa
Chapter #13

Perjalanan Menuju Kemenangan

"Calla... siapin jersey warna merah ya?"

"Siyap, Bun! Berapa orang?"

"Merahnya delapan, yang kuning dua!"

"Okeyy!"

"Grettaa... jangan lupa beli air mineral ukuran paling besarnya tiga ya!"

"Uangnya di mana, Bun?"

"Di laci kamar, Ibun!"

"Ada yang dibeli lagi nggak?"

"Hot cream jangan lupa, Ta!"

"Oke, Yah!"

Beginilah suasana malam hari di rumah Nenek Amina. Malam ini, adalah malam pertama tim voli akan bertanding di kota tetangga. Undangan turnamen ini datang dalam rangka ulang tahun salah satu desa dari kota sebelah. Rayan dan Hira tentu akan mengantar dan mendampingi anak-anaknya saat bertanding. Berhubung Calla sudah pulang, dia juga akan ikut bersama Gretta juga. Karena Rivera dan Tania juga berada di rumah Nenek Amina, Rivera jelas tidak akan tertinggal. Dia akan turut menonton sebagai bentuk dukungannya. Selain itu, Mas Gavin—sepupunya juga turut bergabung di satu tim voli itu.

NVCR (Nexus Volley Club Reborn).

Sepuluh orang laki-laki yang berasal dari satu desa itu telah berkumpul di kediaman Rayan, sang manajer. Di sana juga ada Rasyid dan anaknya—Karla yang akan turut mengantar dan juga memberikan tambahan akomodai. Sebelum berangkat, Hira menyuruh mereka mengecek barang-barangnya agar tidak terlupa, terutama sepatu. Sepuluh laki-laki di sana, Calla dan Gretta tentu mengenal semuanya. Termasuk Alvin, Aslan, dan Faris.

"Lo kapan balik, Cal?" tanya Faris yang terlihat baru saja selametan, karena dia memakai sarung dan peci.

"Kemarin, sama Kak Alvin. Nggak baca grup pasti?" balas Calla curiga.

"Kebanyakan isi njir, nggak sempet scroll," balasnya. Memang mereka memiliki grup khusus yang di dalamnya berisi Calla, Gretta, Hira, Alvin, Aslan, dan Faris. Berawal dari tiga laki-laki kepercayaan Rayan yang suka datang ke rumah walau sekedar numpang tidur dan makan, mereka menjadi lebih dekat. Namun, mereka sengaja tidak memasukkan Rayan karena agar bisa lebih bebas membahas apa saja. Hira sengaja menjadi admin grup karena Hira termasuk sosok ibu yang mengayomi anak-anaknya dan tidak akan mengekang sama sekali. Maka dari itu, mereka lebih nyaman jika mengobrol dengan Hira karena dirasa lebih santai. Berbeda dengan Rayan yang aura pemimpinnya sangat kuat, sehingga kadang mereka sungkan sendiri.

"Nenek dimana, Cal? Gue kemarin belum ketemu," tanya Alvin yang langsung nyelonong masuk kerumah.

"Ada di dalem, nonton tv sama Tante Tania," balas Calla yang masih sibuk melipat jersey.

"Hot cream-nya mana, Ta?" tanya Gavin yang baru datang masih dengan baju santainya. Gretta menyerahkan hot cream yang baru dibelinya tadi pada sang kakak.

Hira tampak sibuk memeriksa berbagai perlengkapan untuk turnamen voli yang akan diikuti oleh anak-anaknya. Dengan semangat yang penuh energi, ia berusaha memastikan semuanya siap sebelum keberangkatan. Di depan mobil yang sudah terparkir dengan rapi, Hira berdiri sambil memeriksa daftar barang.

“Anak-anak!” teriak Hira dengan suara yang tegas namun hangat, menarik perhatian semua anggota tim yang sedang berkumpul di sekitar mobil. “Ayo, cepat masukkan semua barang-barang kalian ke dalam bagasi! Jangan sampai telat, nanti kita kena sanksi!”

Beberapa anak tampak terburu-buru, saling membantu satu sama lain membawa tas dan perlengkapan yang tampaknya tidak ada habisnya. Ada yang tertawa-tawa, sementara yang lainnya sibuk mengatur barang agar muat dengan rapi di dalam bagasi. Salah satu anak, yang tampaknya agak bingung, bertanya kepada Hira.

“Bun, lawannya nanti mana?” tanya Diego sambil memasukkan sepatunya ke dalam bagasi.

Hira tersenyum dan menjawab dengan sabar, “Eagle katanya, tapi aku nggak tahu juga," balasnya.

"Loh masa sih? Serem banget!" Eagle termasuk tim voli yang terkenal lumayan besar di kota sebelah. Meski bukan satu kota, tapi mereka cukup mengenal orang-orang dalam satu relasi bola voli.

"Kamu bisa, Di, minta umpan tinggi sama Alvin nanti," kata Hira menenangkan. "Asal jangan gegabah mainnya, yang fokus, Ibun yakin bisa menang!"

"Doain yah, Bun. Meskipun agak ragu tapi diusahakan ya!" Hira mengusap lembut bahu Diego, salah satu anak buahnya yang juga lumayan dekat.

"Ibun pasti doain yang terbaik buat kalian. Semangat!"

Sementara anak-anak terus bekerja, Hira kembali melihat sekeliling dan memberikan dorongan semangat. “Ini udah semua kan? Ditutup aja ya?"

"Bentar, Bun! Ini jersey-nya!" Calla lari menuju bagasi mobil sambil menyerahkan tas berisi jersey yang akan dipakai nanti.

"Suruh anak-anak masuk, Cal," kata Hira menginterupsi.

Calla mengangguk mengiyakan, setelahnya dia menyuruh semuanya masuk ke dalam mobil. Dari sepuluh anak itu, empat anak ikut Rayan dan Hira, enam sisanya ikut satu mobil dengan Rasyid.

"Papi nggak ikut, Yah?" tanya Alvin yang hendak duduk di kursi tengah. Laki-laki itu baru saja menghabiskan satu batang rokoknya.

"Nyusul nanti, langsung ketemu di sana," balas Rayan yang sudah menyalakan mobil. Di mobil itu, kursi paling belakang di isi Calla, Gretta, Rivera, dan Faris. Di tengah ada Hira, Alvin, dan Aslan. Sedangkan Rayan di depan duduk di samping Gavin yang menyetir. Sisanya, mereka ikut satu mobil dengan Rasyid dan Karla.

Mobil Rayan melaju cepat menuju kota sebelah untuk turnamen voli. Dalam mobil, suasana sangat ceria dan penuh kerandoman.

Alvin, yang duduk di kursi tengah, mulai memutar musik dangdut dengan volume tinggi. "Ayo, siap-siap! Lagu dangdut mulai! Ini bakal jadi perjalanan yang nggak bakal kalian lupakan!" serunya dengan semangat.

Calla, yang duduk di kursi belakang, langsung mengambil alih mic dan bernyanyi dengan penuh energi. “Ini dia, dangdut malam ini! Ayo, ikut nyanyi!”

Gretta, yang duduk di samping Calla, ikut bergoyang sambil berteriak, “Kalau ada yang mau ikutan joget, langsung saja! Tapi hati-hati, jangan sampai mobil ini terguling!”

Rivera yang duduk di samping Gretta, ikut bernyanyi dan sesekali mengingatkan. “Pelan-pelan gerakannya, takut dikira nggak waras sama orang-orang luar."

Aslan dan Faris yang duduk di kursi tengah, tidak mau ketinggalan. Mereka juga bernyanyi bersama meski semua suaranya fals. Gavin, sambil memegangi perutnya karena tertawa, ikut bernyanyi meski dia juga harus fokus menyetir. “Guys, kalau ini nggak viral di TikTok, aku nggak tahu lagi!”

Lihat selengkapnya