Roda Kehidupan

Firsty Elsa
Chapter #14

Praktikum Pertama

Satu bulan kemudian...

Calla dan teman-temannya tiba di laboratorium psikologi dengan perasaan campur aduk antara antusiasme dan sedikit gugup. Kali ini, Calla sekelompok dengan Hana, sementara Bithara sekelompok dengan Thalita, dan Amaya harus terpisah dan berkelompok dengan yang lain.

Ruangan praktikum itu dipenuhi suara langkah kaki dan bisikan ketika mahasiswa-mahasiswa mulai mengambil tempat masing-masing. Alat-alat praktikum yang tertata rapi di meja lab tampak sedikit mengintimidasi, namun juga memancarkan pesona yang memancing rasa penasaran.

Calla menarik napas dalam, melirik ke arah Fajar—teman satu kelompok—yang sudah mulai membongkar alat-alat di depannya. "Lo ngerti nggak cara pakai alat ini?" bisiknya, merasa sedikit tidak percaya diri.

Fajar menoleh sambil tersenyum tipis. "Gue juga baru pertama kali lihat alat kayak gini. Tapi kita ikutin instruksinya aja dulu."

"Kenapa kita kaya orang linglung begini yak?" ujar Tasya—teman satu kelompoknya.

"Asli dah, baru liat ada bentukan begini," tambah Hana yang sama bingungnya.

Seorang asisten dosen yang berdiri tak jauh dari mereka tampaknya menangkap kegelisahan mereka. "Jangan khawatir," katanya dengan suara tenang, "kalau ada yang bingung, langsung tanya saja. Alat ini memang baru, tapi setelah paham caranya, pasti gampang."

Dari sudut ruangan, Bithara yang sekelompok dengan Thalita melirik ke arah Calla dan Hana. "Cal, kalian udah mulai? Gue di sini hampir sama tahapnya, tapi hati-hati, jangan sampai salah langkah," katanya setengah berbisik namun penuh perhatian.

"Tenang aja, Bith," jawab Calla dengan nada santai namun serius. "Kita pelan-pelan aja, biar hasilnya bagus."

Saat praktikum berjalan, suara tuts keyboard laptop yang digunakan untuk mencatat data, dan desah napas orang-orang yang sibuk, mengisi ruangan. Tiba-tiba, Hana mengangkat tangan, bertanya kepada asisten dosen, "Kak, kalau hasil pengukurannya beda sedikit dari yang diharapkan, itu masih wajar nggak?"

"Perbedaan kecil masih wajar," jawab sang asisten dengan tenang. "Pastikan saja kalibrasi alatnya sudah benar."

Calla yang sedang mencatat hasil, menoleh ke teman-teman kelompoknya. "Jadi, kita catat semua data atau cuma yang sesuai ekspektasi?"

"Kayaknya semua deh," jawab Fajar sambil memeriksa kembali instruksi praktikum. "Nanti baru kita evaluasi yang mana yang paling sesuai."

Seiring berjalannya waktu, praktikum pertama ini mulai terasa lebih ringan. Namun, sedikit kepanikan terjadi di kelompok Bithara dan Thalita. "Kayaknya kita ketinggalan satu langkah deh!" seru Thalita panik.

Bithara dengan cepat memeriksa instruksi. "Coba cek lagi, mungkin kita salah paham di langkah kedua tadi," katanya sambil membolak-balik halaman manual.

Sementara itu, Calla dan Tasya hampir menyelesaikan pengukuran terakhir. "Udah hampir selesai nih," kata Calla sambil membantu Tasya mencatat. "Semua data kita masukin dulu, nanti baru dipilih mana yang mau dimasukkan ke laporan."

Di ujung ruangan, Amaya tampak kebingungan dengan hasilnya. "Hei, kalian udah selesai?" panggilnya kepada Calla dan Hana. "Gue masih nggak yakin sama hasil ini, ada yang bisa bantu lihat?"

Calla menoleh dan mengangkat tangan. "Sini, May, kita lihat bareng-bareng. Mungkin ada yang terlewat."

Saat semua kelompok akhirnya menyelesaikan tugas mereka, asisten dosen memberikan arahan terakhir. "Pastikan semua hasil sudah dicatat dengan benar. Minggu depan, kita akan evaluasi dan melihat hasilnya bersama-sama."

Calla tersenyum lega. "Gimana, semua? Seru juga ya ternyata, nggak sesulit yang kita bayangin," katanya sambil mengemasi alat-alat mereka.

Hana mengangguk setuju. "Iya, tapi tetap harus hati-hati. Banyak hal yang baru kita tahu dari praktikum ini."

Bithara, yang juga sudah selesai, menambahkan, "Untung aja kerja sama kelompok gue lumayan baik, kalau nggak, bisa-bisa praktikum pertama ini jadi kacau."

Lihat selengkapnya