Roda Kehidupan

Firsty Elsa
Chapter #16

Buka Bersama

Malam sebelum Ramadhan tiba, suasana di kos Amaya penuh dengan semangat yang berbeda. Angin malam membawa aroma khas bulan suci yang semakin mendekat, dan langit malam yang cerah seakan turut merayakan.

"Kalau di rumah, pasti sekarang lagi kumpul sama keluarga buat tarawih bareng," ujar Bithara sambil mengenakan mukena. Nada suaranya terdengar sedikit nostalgik, mengingatkan pada suasana hangat di rumahnya.

"Ya, tapi di sini kita juga keluarga, kan? Keluarga rantau," balas Thalita dengan senyum lebar, berusaha menghibur.

Amaya yang sudah siap sejak tadi, berdiri sambil membawa tas kecil berisi sajadah. "Oke, semua sudah siap? Ayo kita berangkat, keburu penuh nanti."

Mereka akhirnya keluar dari kos dengan semangat membara, namun di luar dugaan, perjalanan mencari masjid menjadi lebih sulit daripada yang mereka bayangkan. Masjid-masjid di sekitar kompleks kos Amaya sudah penuh sesak dengan jamaah yang datang lebih awal.

“Wah, penuh semua! Coba yang di belakang sana nggak sih? Ada kan ya, May,” ujar Calla yang mulai merasa sedikit cemas, namun tetap tersenyum.

"Ada! Ayo buruan, semoga masih cukup!" Amaya mengawali perjalanan mereka menuju masjid kedua.

Amaya, sebagai yang paling mengenal daerah tersebut, memimpin jalan dengan penuh keyakinan.

Namun, masjid kedua juga sama ramainya, bahkan sampai di jalanan para jamaah melaksanakan shalat. Mereka membatalkan diri bergabung karena tidak ada tempat sisa lagi.

“Kalau gini terus, bukannya shalat tarawih malah ngajak lari maraton,” canda Thalita, yang selalu bisa membuat suasana menjadi lebih ringan.

"Tenang, tenang! Gue ingat ada masjid di ujung sana yang biasanya nggak terlalu ramai. Cuma, ya… agak jauh sih."

Mereka pun melangkah lebih cepat, berusaha menahan tawa dan kelelahan yang mulai terasa. Bithara, yang paling gemar bercanda, tak mau ketinggalan. “Kalau sampai nggak ada masjid yang kosong, gue bangunin masjid depan kos lo, May!”

Mendengar itu, Thalita langsung menimpali, “Iya, gue bantu sumbangin doa ya, Bith. Nanti kita buat khusus girl friends aja! Pasti langsung viral.”

Gelak tawa mereka pecah, dan langkah kaki semakin cepat. Mukena-mukena mereka berkibar saat mereka berlari-lari kecil di sepanjang jalan yang sepi.

Akhirnya, setelah berjalan cukup jauh hingga melewati beberapa gang dan perumahan, mereka menemukan sebuah masjid kecil yang terletak agak tersembunyi di ujung jalan. Masjid itu masih memiliki beberapa ruang kosong di saf belakang. Dengan napas terengah-engah dan wajah yang penuh senyuman, mereka berempat masuk ke dalam masjid.

"Alhamdulillah, nemu juga," ucap Amaya dengan napas yang masih tersengal.

***

“Tarawih pertama di rantau, sukses!” Thalita mengangkat tangannya dengan semangat, disambut senyuman lelah tapi puas dari yang lain.

“Ya walaupun kudu olahraga dulu nyari masjidnya,” canda Bithara sambil meregangkan kakinya yang mulai pegal.

Mereka tertawa bersama, menikmati momen kecil ini.

Calla, yang paling peka terhadap arah, tiba-tiba mengamati sekeliling dan menyadari sesuatu. “Eh, kalian sadar nggak? Ternyata masjid ini nggak jauh dari jalan raya. Kalau kita lewat gang kecil di samping sana, bisa tembus langsung ke jalan utama.”

Thalita yang penasaran, memiringkan kepala, mengikuti pandangan Calla. “Iya ya, dan jalan raya itu kan langsung ke Grand Galaxy Mall. Berarti deket banget nggak sih.”

Mendengar kata ‘mall’, mata Bithara langsung berbinar. “Eh, kita ke sana yuk! Cari jajanan buat buka puasa besok.”

Calla yang paling tenang, ikut tersenyum mendengar ide tersebut. “Boleh juga, sekalian jalan-jalan malam pertama Ramadhan.”

Mereka semua setuju dengan antusiasme yang sama, namun saat hendak berdiri, sebuah kesadaran menyentak mereka. Bithara mengangkat tangannya dengan wajah sedikit malu. “Eh, tunggu deh. Gue baru ingat, ada yang bawa uang nggak?”

Sejenak mereka semua terdiam, saling pandang, lalu perlahan satu per satu menggeleng. Bithara kemudian memeriksa kantong mukenanya, hanya menemukan ponsel yang dibawanya karena terburu-buru. “Gue bawa hp doang, tapi nggak ada duitnya.”

"Pake m-banking bisa?" tanya Thalita berusaha memberikan ide lain.

"Nggak punya m-banking gue, tim ATM nih," balas Bithara terkekeh.

"Ya percuma dong kalau ngga ada duit, emang mau ngutang dulu?" sahut Calla dengan tawanya.

Lihat selengkapnya