ROLE PLAYER

Nada Lingga Afrili
Chapter #22

21. Kembalilah

Namaku Ayka. Aku perempuan. Dan sebenarnya dulu mamaku ingin menamaiku Aika, bukan Ayka. Kedengarannya memang sama, hanya beda di satu huruf, tapi Aika itu artinya lagu cinta. Itu nama orang Jepang sebenarnya, dan mama suka sekali dengan nama itu. Aku juga tak tahu kenapa mama sangat suka nama itu.

Kata mama, dulu sewaktu aku masih di dalam kandungan—sepertinya itu tiga hari sebelum aku dilahirkan—aku hampir diberi nama Melodi. Kemudian keesokan harinya papa mengusulkan nama Nada. Dan sehari sebelum aku lahir, mama mengajukan nama Gita. Namun dari nama-nama yang mengandung unsur musik dan lagu itu tak satupun dipakai saat aku lahir. Mama secara spontan menyebut “Aika” saat suster menanyakan perihal nama yang akan diberikan. Tapi ternyata suster itu menulis huruf yang salah, suster itu menyangka bahwa “Aika” ditulis dengan Y di huruf kedua.

Sudahlah, jangan kebanyakan membahas tentang diriku. Aku di sini ingin membahas sedikit tentang Sehun. Sehun-nya Ayka. Sehun-nya Hannie. Hehe.

Sudah 5 bulan kutempuh hubungan ini dengan sangat bahagia. Masalah kecil yang ikut menghiasi hubungan kami membuat hubungan ini semakin erat. Aku bersyukur bertemu dengannya, kalau bukan dia yang kutemui, mungkin aku takkan sebahagia ini.

Sehun sangat perhatian. Sangat manis. Sangat baik. Sangat sangat sangat idaman. Aku sangat mencintainya, dan kurasa semua orang tau itu.

Sehun membuatku menjadi orang yang lebih sayang terhadap diriku sendiri. Sehun membuatku menjadi perempuan yang lebih rajin dalam membantu keluarga. Sehun seperti menyerap seluruh energi negatifku dan menggantinya dengan energi positif. Keputusanku untuk terjun lagi ke dunia Role Player memang tepat sepertinya.

Pacaran di RP memang menyenangkan, seru, nano-nano rasanya. Apalagi kita bebas mengekspresikan rasa. Kita bisa marah-marah di TL kalau kita lagi kesel. Kita bisa galau, sedih-sedihan di TL tanpa ada yang komentar nyinyir, malah jadi banyak yang ikutan nimbrung dan akhirnya jadi sedih bareng-bareng. Kalau sedang stres karena masalah RL, kita bisa lari ke RP. Kita bisa ngomong sesuka hati di RP. Kita bisa mencintai orang dengan sangat tulus karena mencintai orang lewat RP tak memandang fisik. Kita tak perlu malu dengan fisik kita sendiri karena semua orang di RP sama.

Role Player memang sesurga itu.

Namun ada kalanya kita merasa bahwa RP juga kadang toxic untuk diri kita sendiri. Contohnya adalah saat anak kuliahan yang lagi banyak-banyaknya tugas, tapi dia malah main RP sampai lupa waktu. Alhasil dia jadi lalai akan kewajibannya di dunia nyata dan hanya hidup dalam dunia fananya. Contoh lainnya adalah dalam mengejar cita-cita. Kita hidup untuk menyembah Tuhan dan berbuat baik agar bisa masuk surga-Nya. Kita hidup bukan untuk mati begitu saja, yang bilang kita hidup untuk mati itu pikirannya sangatlah pendek menurutku.

Ada saat di mana kita lebih mementingkan RP kita dibanding urusan RL. Aku perlu memberitahu orang-orang tentang ini, dan aku harap orang-orang mau mendengarkan ucapanku walau mereka tak mau melaksanakannya. Setidaknya mereka sudah membacanya. Aku hanya ingin bilang, kita dilahirkan untuk menjalani sebuah kehidupan nyata, kehidupan yang hanya sebentar.

Hidup kita yang hanya sebentar ini bisa kita gunakan untuk membahagiakan kedua orang tua yang sudah susah payah membesarkan kita sampai menyekolahkan kita ke sekolah yang bagus. Kalau kita tak bisa mengembalikan semua dana yang telah dikeluarkan kedua orang tua kita, setidaknya kita tak memberatkan mereka dengan apa yang harusnya kita lakukan tapi tidak kita lakukan. Hal-hal seperti membantu kedua orang tua di rumah itu sebenarnya sebuah kewajiban tak tertulis, membantu meringankan pekerjaan orang tua harus kita laksanakan.

Aku yakin pasti semua orang yang pernah main RP pernah merasakan yang namanya ngumpet di kamar main RP sampai berjam-jam bahkan seharian penuh untuk menghindari suruhan orang tua. Itu sama sekali hal yang tak patut dilakukan. Aku adalah orang yang sudah terjerumus ke dalam dunia fana ini, namun aku juga tahu porsi yang seharusnya kuhabiskan untuk bermain di dalam dunia palsu ini. Aku juga pernah mengabaikan perintah orang tua karena malas disuruh dan lebih memilih meneruskan bermain RP, menatap layar ponsel berlama-lama hingga larut malam.

Aku hanya ingin bilang, bermainlah secukupnya dan kembalilah ke dunia asalmu. Lanjutkan aktivitasmu seperti yang sudah seharusnya kamu lakukan. Dan kalian boleh kembali ke dunia fana itu ketika dunia nyata ini membentur hati kalian sampai terguncang. Namun setelah hati kalian sembuh, maka kembalilah ke dunia nyata. Kembalilah. Jangan sampai kalian lalaikan dunia nyata kalian hanya karena fana yang terlalu indah itu.

🌠

Ayka beradaptasi dengan cepat. Bahkan dari hari pertama saja ia sudah mendapat banyak teman. Ayka memang anak yang ramah dan loyal. Ayka berteman tanpa memandang apapun jika itu memang baik untuknya.

Pernah suatu hari ia membalas semua pesan Sehun saat berada di dalam kelas, saat dosen yang agak membosankan itu menjelaskan satu materi—yang intinya hanya satu tetapi dosen itu menjelaskannya berbelit-belit dan berputar-putar. Ayka yang memakai masker itu bebas tersenyum tanpa takut seseorang melihatnya.

Hannie:

Lihat selengkapnya