ROLE PLAYER

Nada Lingga Afrili
Chapter #23

22. Penggemar Jarak Jauh

Kalian pernah nggak sih ngerasain rasanya uring-uringan, mau ngapain aja jadi males, apa yang kalian lakuin tuh jadi nggak bener semua cuma gara-gara cemburu. Pernah? Bagus. Berarti gue ada temennya.

Gue cowok, tapi gue akan menghilang seharian kalau gue lagi merasakan cemburu. Kekanakan banget, kan? Iya, gue tau. Gue juga kesel kenapa gue bisa sekekanakan itu. Yang gue tau adalah saat Hannie bilang ada kating yang deketin dia dan suka sama dia, gue auto diam. Diam seribu bahasa. Auto males mau ngapain aja. Kayak ada sesuatu yang memberontak tapi gue nggak tau itu apa.

Kata Hannie cowok itu pernah berkomunikasi langsung sama dia. Awalnya Hannie nggak tau kalau cowok itu sudah merencanakan suatu kejadian yang dibuat-buat cowok itu untuk tampak “tidak sengaja” di mata Hannie.

Waktu itu lagi ada acara himpunan jurusannya Hannie. Hannie bilang dia makalah sibuk banget seharian itu, ya mau nggak mau gue harus ikhlas nunggu dia seharian untuk ketemu lagi di malam harinya. Hannie jadi seksi dokumentasi di acara itu. Seksi dokumentasinya ada dua, yaitu dia dan satu teman dekatnya.

Dan rasa cemburu ini memanas seiring Hannie bercerita.

🌠

1 Minggu yang Lalu

“Ay, lo seksi dokumentasinya, kan?” Tanya salah seorang teman kelasnya.

“Iya,” jawab Ayka. “Kenapa, Bal?”

“Tolong fotoin gue sama dia-dia pada dong!” Ucap Iqbal seraya menunjuk teman-teman di belakangnya yang memasang wajah cengar-cengir dan posisi mereka sudah sangat siap untuk difoto.

Ayka terkekeh melihat mereka. “Ya udah, sini cepet.”

Iqbal dan teman-temannya mengambil posisi berjajar menyamping hingga memenuhi lebar lorong. Setelah berkali-kali jepretan terdengar, Iqbal dan teman-temannya berterima kasih pada Ayka. Mereka suka dengan hasil foto yang Ayka ambil. Kata mereka, Ayka sangat pandai dalam mengambil angle.

Sebenarnya teman-temannya Iqbal adalah teman-temannya Ayka juga karena mereka semua satu kelas. Hanya saja Ayka tak terlalu dekat dengan anak-anak lakinya di kelas sehingga mereka menyuruh Iqbal yang notabene dekat dengan Ayka untuk meminta tolong difotokan.

Kenapa tidak mereka saja yang meminta tolong langsung pada Ayka? Kenapa harus Iqbal? Itu karena mereka takut pada Ayka. Entah angin apa yang membuat mereka beranggapan seperti itu pada Ayka. Menurut teman-teman lelakinya di kelas, Ayka adalah anak yang super pendiam, galak, tegas, dan pastinya tatapan mata Ayka terlalu tajam untuk menatap laki-laki. Entah itu hanya alasan mereka atau apa, namun Ayka juga menyadari bahwa sejak ia duduk di bangku SD, ia sudah dianggap seram oleh teman laki-lakinya. Tak ada satupun laki-laki yang berani mengajak ngobrol Ayka duluan sampai ia menginjakkan kakinya di bangku SMA. Barulah di situ banyak anak laki yang menyukai berteman dengannya karena mereka menganggap bahwa Ayka adalah cewek yang tidak gampang bawa perasaan sekaligus cewek anti drama.

Hal yang paling membuat bingung teman-temannya Iqbal adalah sikap dingin dan cueknya itu hanya ditujukan pada anak-anak laki, tidak dengan anak perempuan di kelas. Mungkin ada alasan tersendiri Ayka melakukan diskriminasi tersebut.

Lihat selengkapnya