ROLE PLAYER

Nada Lingga Afrili
Chapter #35

34. Hannie?!

“Gila lo, ya, cuma modal bikin senang doang sampai lo samperin ke kotanya begini. Kalau dia cuma main-main doang gimana?”

Ayka tertawa geli. “Apaan, sih? Ya, nggak lahh.”

“Biarin aja, kalau sampai lo cuma dijadiin bahan mainannya doang, gue bakalan ketawa paling kencang di depan muka lo!”

“Bangke!”

BUGH!

Ayka tertawa puas melihat bantal yang barusan dilemparnya berhasil mengenai wajah Zahra dengan sempurna. Tawa Ayka mengencang saat melihat sepupunya itu meringis.

“Lo tau Role Player nggak?”

Zahra mengangkat sebelah alisnya dan memasang wajah bingung, “Nggak.”

“Role Player itu dunia yang berbeda dari dunia yang kita tinggali saat ini, Ra.”

“Maksud lo... itu dunia lain kayak yang di film-film horor gitu?!”

Ayka tertawa ringan sambil menggeleng kepala pelan.

“Bukan,” kata Ayka. “Dunia itu disebut dunia palsu, dunia fana. Dunia yang wujudnya nggak ada tapi bisa membuat orang yang terjun ke dunia tersebut merasa bahagia.”

Zahra mendengarkan Ayka dengan santai. Zahra tak tahu pasti apa yang sedang dibicarakan Ayka, ia hanya ingin mendengarkan sepupu terbaiknya berceloteh tentang apa yang membuatnya bisa sebahagia ini.

“Semua yang tinggal di dunia itu nggak nyata, tapi perasaan mereka semua nyata. Mereka nggak berwujud, tapi mereka lebih berharga daripada hal yang berwujud sekalipun. Satu kata yang terlontar dari ketikan mereka bisa berdampak luar biasa untuk orang banyak. Dunia itu memang fana, tapi terasa sungguh nyata.”

“Ini lo lagi jadi narator skrip apa gimana? Merinding gue denger lo ngomong kayak gini,” Zahra berpura-pura merinding dengan menggosok-gosokkan tubuhnya dengan kedua tangannya yang memeluk tubuhnya.

Ayka tertawa. “Udah ah! Kan, besok jadwal acaranya dari jam 9, lo mau ikut gue atau gimana nih?”

“Hih ogah gue ngikut lo, yang ada gue cuma jadi fotografer lo sama si ayang beb lo seharian. Gue mau jalan-jalan aja lah, ke mana kek yang enak.”

🌠

“Semuanya jadi berapa, Mang?” Tanya Ayka sambil merogoh tas selempang kecilnya. Ia mengeluarkan dompetnya untuk mengambil uang.

“Semuanya jadi 150 ribu aja, Teh.”

Ayka memberikan uang itu sambil tersenyum. “Ini, Mang. Terima kasih, ya, Mang, udah mau hias bunganya sesuai request saya yang ribet banget itu.”

Si amang tersenyum seraya terkekeh.

“Nggak apa-apa, Teh. Oh iya, Tetehnya bukan orang sini ya? Dari Jakarta ya, Teh?”

“Iya, Mang. Bukan dari Jakarta, saya mah dari Bekasi. Tetangganya Jakarta,” sahut Ayka sambil sedikit bergurau.

Setelah mengobrol sebentar tentang Jakarta dan Bekasi karena si amang sama sekali belum pernah ke sana, akhirnya obrolan mereka berakhir dengan Ayka yang keluar dari toko bunga itu sambil membawa paper bag yang lumayan besar yang berisi bunga buket yang cantik.

Ayka melanjutkan perjalanannya dengan mobil yang sedari tadi setia menunggunya di depan toko tersebut.

“Udah beli bunganya, Teh?” Tanya supir mobil pada Ayka.

“Udah, Pak. Oh iya, kampusnya jauh nggak, ya, dari sini? Saya takut telat.”

Lihat selengkapnya